Selasa, 15 Januari 2013

Patung Gajah Mungkur Yang Unik Di Gresik

Ornamen yang berbentuk patung gajah dan  berwarna abu-abu itu cukup unik dan menarik. Selain berada di halaman depan sebuah rumah kuno yang sangat besar dan megah, posisi patung gajah itu justru membelakangi jalan raya yang ada di bagian depannya. 

Sehingga jika dipandang dari  bagian luar rumah, patung gajah  itu hanya tampak bagian belakangnya saja.

Hal itu tentu terasa aneh dan tak lazim dibandingkan dengan ornamen patung penghias rumah lainnya yang biasanya ditempatkan dengan posisi patung menghadap ke bagian depan rumah. Keunikan itulah yang saya jumpai di Rumah Gajah Mungkur di Kota Gresik - Jawa Timur.

Di taman halaman depan  rumah yang disebelah timur terdapat sebuah patung berbentuk gajah yang terbuat dari batu. 
 
Patung gajah itu cukup unik karena posisinya yang tidak menghadap ke muka, namun berlawanan  dengan arah hadap rumah dan membelakangi jalan raya.Posisi yang demikian itulah yang dalam bahasa  Jawa disebut dengan ‘ Mungkur ‘ ( membelakangi ), sehingga rumah ini kemudian dikenal dengan nama Rumah Gajah Mungkur.
Rumah Gajah Mungkur  berada di jalan Nyi Ageng Arem-Arem, sekitar 500 meter dari Pasar Gresik. Ada kisah yang menarik berkaitan dengan patung Mungkur itu karena konon pada masa lampau sang pemilik rumah sengaja menempatkan patung gajah itu dalam posisi terbalik untuk ' Jor-joran ' ( saling bersaing ) menunjukkan kekayaannya dengan rumah yang ada di depannya.

Dengan posisi patung gajah yang dipasang terbalik itu bisa diartikan kekayaan pemilik rumah di depannya itu tak ada artinya sama sekali dengan kekayaan yang dimiliki oleh tuan rumah Gajah Mungkur. 
Tetapi salah seorang anak dari pemilik Rumah Gajah Mungkurmenepas anggapan  itu dan  memberikan penjelasan yang berbeda. Menurutnya, patung Gajah itu dulu sengaja ditempatkan dalam posisi '  Mungkur '  ( membelakangi ) agar bisa dipandang dan dinikmati sosoknya sambil duduk bersantai dan bercengkerama di teras rumah.
Selain bentuknya yang  unik , indah dan megah ,  berbagai kisahnya yang menarik  tentang Rumah gajah Mungkur ini juga turut  mewarnai tentang sejarah kota Gresik di masa lampau.

=======================================================================

Break Session :

Baca juga artikel-artikel menarik lainnya di Blog ini dengan Langsung KLIK Link di bawah ini atau kata-kata berwarna Biru lainnya :
  
OLeh-oleh Khas Tuban 



Swastika Ala Nazi Di Kelenteng Kwan Sing Bio 
Nuansa Seram Dalam Ritual Sumpah Pocong
Mengenang Gus Dur Di Kelenteng Boen Bio
Menikmati Surabaya Dengan Surabaya Heritage Track 
Legenda Kwan Kong Di Kelenteng Kwan Sing Bio


Suharto, Hercules Bergigi Baja Dari Tuban  
Masjid Aschabul Kahfie Di Dalam Gua Yang Unik 
Megahnya Istana Kaisar Di Kelenteng Kwan Sing Bio
Nostalgia Masa Kecil Di Museum Anak Kolong Tangga

Ovi, Gadis Hulk Yang Perkasa Dari Tuban 
Menguji Nyali Di Tebing Watu Ondo
Mengenang Fenomena Aneh Gadis Kristal Di Tuban
Camilan Ampo Yang Terbuat Dari Tanah 
Ongkek Yang Langka Di Museum Kambang Putih Tuban 

Dinding Jebol Jejak Pelarian Pangeran Diponegoro
Foto Rongten Korban Santet Di Surabaya
Mobil Rolls Royce Kuno Milik Dinasti Sampoerna










================================================================

Konon pula, pada masa lampau pemilik rumah Kuno itu pernah mengundang Ratu Yuliana dari Kerajaan Belanda untuk datang ke Rumah Gajah Mungkur dan menikmati keindahan bangunannya.Rumah Gajah Mungkur yang sangat luas itu sampai saat ini masih terawat dengan baik.  
 
Namun karena saat ini masih ditempati oleh ahli warisnya, rumah itu terkesan ‘  private ‘  dan tertutup untuk umum.  Sehingga kita bisa melihat dan mengagumi  keindahan bagian depan rumah megah itu  dari halaman luar saja tanpa bisa menyimak keindahan di dalam ruangan-ruangannya.
Rumah Gajah Mungkur yang didirikan tahun 1896 ini berarsitektur gaya kolonial. Dengan warna merah dan kuning yang mencolok, bangunan lawas itu tampak berbeda dengan rumah-rumah lain di kawasan Pekelingan. Di kaca pintu depan tertulis H Djaniya bin H Djaelan bin H Oemar., pedagang besar pada masa lalu.

Kisah tentang rumah gajah Mungkur ini diawali  pada tahun 1855 ketika  H. Oemar bin Ahmad, warga keturunan Arab, yang dikenal sebagai pedagang kulit mendirikan rumah di daerah ini.


Di samping pedagang kulit H. Oemar juga mengusahakan penangkaran burung walet. Tahun 1861, setelah usaha kulitnya semakin maju, dia mendirikan dua rumah lagi di sebelah kiri rumahnya yang pertama. Tahun 1896, ketika kesehatan dan kekuatan H. Oemar mulai menurun, dia menginginkan anak-anaknya untuk meneruskan usaha perkulitannya.

Dari tujuh anak H. Oemar, lima di antaranya (Asnar, H. Djaelani, H. Djaenaeddin, H. Maechsin dan H. Abdoel Gaffar) melanjutkan usaha ayahnya. Dua anak H. Oemar lainnya (Marhabu, Abdullah anak kedua dan ketiga), memilih usaha lain yaitu penyamakan kulit.
 
Dari hasil pabrik penyamakan kulit, ditambah dari hasil penjualan liur walet, keluarga turunan H. Oemar bin Ahmad berhasil mendirikan sederetan rumah di kampung kemasan yang saling berhadapan. Bangunannya memiliki keunikan arsitektur yang pada periodisasi tertentu menjadi ikon kemajuan kota Gresik.



Gaya arsitektur rumah-rumah itu beragam, ada yang bergaya kolonial (Belanda), Otina, Melayu dan Jawa yang sekarang usianya rata-rata 100 tahun lebih. Bangunan yang paling menonjol di kawasan Peranakan ini adalah rumah tinggal Gajah Mungkur milik H. Djaelani, putra keempat H. Oemar bin Ahmad.


Rumah Gajah Mungkur itu konon sudah berusia 156 tahun dan   memiliki arsitektur yang indah dengan berbagai ornamennya. Di kompleks rumah Gajah Mungkur itu terdapat  dua bangunan  rumah yang memiliki warna , gaya dan bentuk  rumah yang berbeda.
 
Rumah yang berada di sebelah barat berwarna krem dengan berpadu warna oranye dengan ornamen pada luarnya  yang lebih simple dan terkesan lapang.

Sedangkan rumah yang berada di sebelah timur berwarna krem  berpadu dengan warna hijau tosca dengan ornament yang tampak lebih rumit  dan  terkesan padat.
Entah kenapa kedua rumah yang berada di satu lokasi itu diberi warna yang berbeda , bentuk , arstiktur dan ornament yang berbeda.
  
Keberadaan Rumah Gajah Mungkur yang bersejarah ini  seolah menjadi ikon kota gresik yang bisa menjadi salah satu destinasi wisata sejarah dan budaya  di Kota yang terkenal dengan kue ‘ Pudak ‘  sebagai makanan khasnya ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar