Jumat, 16 Agustus 2013

Kelenteng Hong San Kiong Yang Kuno Di Jombang

Kelenteng itu berukuran cukup mungil dan bukan berada di pusat kota. Tetapi walau begitu, kelenteng ini banyak didatangi oleh pengunjung dari berbagai daerah untuk beribadah atau berwisata minat khusus.

Keberadaan kelenteng itu juga menjadi salah satu jejak dan penanda bangunan lama di Jombang.Selain itu juga menunjukkan bahwa daerah ini memiliki peranan penting pada masa lampau.



Kelenteng yang bernama Hong San Kiong itu  diperkirakan berdiri pada abad 17 dan merupakan klenteng tertua di Jombang. 

Bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 16,200 m2 dengan luas bangunan 3,500 m²,  merupakan simbol asimilasi antara warga pribumi dan pendatang etnis Tionghoa di Jombang.


Hong San Kiong  terletak di Desa Gudo, Kecamatan Gudo, Jombang.Merupakan  tempat ibadat Tri Dharma (agama Tios, Budha, dan Konghucu).

Lokasi Klenteng ‘Hong San Kiong’ berada tepi jalan raya Gudo dan diantara  pemukiman penduduk.

 
Lokasinya yang berada tepat di ujung jalan pada simpang pertigaan itu membuatnya sangat mudah dikenali.

Pada bagian depan kelenteng terdapat pintu masuk dengan ornamen berbentuk burung garuda di sebelah kanan dan kiri. 


Di bagian bawah ornamen garuda itu terdapat aksara Cina. Entah apa maksud dan tujuan dibangunnya ornamen garuda itu.



Yang menarik , pada pintu masuk itu ada juga prasasti kuno yang bertahun 1938 menuliskan sumbangan dari seseorang berupa roedji ( pagar besi ) pada kelenteng ini.

Di dalam tempat ibadah bernuansa kemerahan itu, terdapat beberapa penghuni (Dewa).


Sebagai tuan rumah adalah Kong Co Kong Tik Tjoen Ong. Letaknya (altar) tepat berada di tengah-tengah ruangan depan. 

Di sebelah kirinya terdapat Kong Co Hong Tik Tjoen Sing atau lebih dikenal dengan sebutan Dewa Bumi.



Di sebelah kirinya lagi ada Dewa Langit atau Kong Co Hyang Thian Sing Tee.
Sementara di sebelah kanan altar Tuan Rumah, ada Dewa Kebenaran/keadilan yaitu Kwan Sing Tee Koen. 

Di bawah ‘peraduan’ Dewa Tuan rumah terpampang kendaraan Kong Co Kong Tik Tjoen Ong bernama Bing Hoe Ciang Koen.

Ada juga ornamen lainnya berupa patung Ciok Say ( Singa ), harimau dan gajah yang mengapit patung-patung Dewa itu. 

Pada bagian dinding kelenteng juga terdapat hiasan berupa lukisan dengan tema kisah dan legenda Tiongkok kuno.   

Lukisan-lukisan itu mengingatkan saya pada lukisan serupa yang ada di kelenteng di Bojonegoro dan Pasuruan.


==================================================================


Break Session :

  

Swastika Ala Nazi Di Kelenteng Kwan Sing Bio 
Nuansa Seram Dalam Ritual Sumpah Pocong
Mengenang Gus Dur Di Kelenteng Boen Bio 
Menikmati Surabaya Dengan Surabaya Heritage Track 
Legenda Kwan Kong Di Kelenteng Kwan Sing Bio

Suharto, Hercules Bergigi Baja Dari Tuban  
Masjid Aschabul Kahfie Di Dalam Gua Yang Unik 












Tips Jitu Untuk Meningkatkan Traffic Situs atau Blog










1 komentar:

  1. udah beberapa kali ke klenteng baru ngeliat patung2 seperti itu, besar2 lagi

    BalasHapus