Minggu, 30 Juni 2013

Jejak Perjuangan Pesawat OV - F 10 Bronco Yang Legendaris

Bronco adalah nama sebutan untuk jenis pesawat udara milik TNI - AU  yang legendaris ini. Peranannya saat aktif dalam masa dinasnya turut mewarnai jejak sejarah dan perjuangan bangsa Indonesia. 

Saya menjumpai pesawat yang bersejarah itu ketika berkunjung ke Museum Dirgantara Mandala - Yogyakarta dan ketika melintas di kota Jombang - Jawa Timur.



Di kedua daerah itu, Pesawat Bronco itu menjadi monumen yang membanggakan dan menarik perhatian banyak wisatawan. Terlebih ada banyak kisah menarik tentang pesawat udara ra jenis OV-10 F Bronco ini .


Pesawat yang dibuat tahun 1965 tersebut, saat ini ditempatkan di halaman depan museum sebagai koleksi outdoor, bersama dengan koleksi jenis pesawat lainnya, seperti pesawat A-4 Sky Hawk buatan Amerika Serikat tahun 1957 dan Rudal SA-75 buatan Soviet tahun 1960-an. 





Penempatan koleksi pesawat OV-10 Bronco yang merupakan pesawat jenis tempur taktis ini, menempati posisi di bagian paling depan sisi utara, tepat di halaman depan museum.

Koleksi pesawat yang mulai masuk ke Museum Pusat TNI AU bulan Januari 2011 lalu itu, antara lain memiliki spesifikasi panjang badan 12,67 meter; berat maksimun 4,492 kg; awak pesawat: 2 awak dan 5 orang pasukan; kecepatan maksimun 703 km/jam (380 knot); tinggi terbang 5.368 m (17.600 ft); serta persenjataan 4 buah senjata 12,7 mm, rocket LAU 32 B/A, LAU 68 A/A, Bomb MK-81, MK-82, FAB, OFAB, NAPALM.

Pesawat yang dijadikan monumen itu sangat bersejarah karena menjadi salah satu alat pertahanan yang dimiliki oleh TNI Angkatan Udara pada masa perjuangan.

 
Pesawat OV-10 Bronco ini, pertama menjadi milik TNI AU pada tahun 1976. Ketika itu pesawat ini menjadi kekuatan Skadron Udara 3 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang. Kemudian tahun 1990, menjadi kekuatan Skadron Udara I. 
 


Pada tahun 2000, pesawat ini kembali masuk dalam Unit OV-10 Lanud Abdulrachman Saleh. Pada tahun 2004, pesawat menjadi kekuatan Skadron Udara 21. Pada tahun 2007, pesawat ini dinonaktifkan, dan mulai Januari 2011 diabadikan di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandhala.
 
Yang menarik, pesawat itu  berperan aktif dalam konflik di Timor Timur. Saat itu karena  ketiadaan bom yang baru akan dikirimkan oleh Amerika Serikat setelah 3 tahun dari pembelian disiasati dengan memasang bom-bom Rusia dengan memodifikasi bagian tempat penampung  bom di pesawat.
 

 
OV-10 Bronco adalah pesawat militer  ringan yang berbaling-baling dan bermesin ganda buatanNorth American Rockwell  sebagai pesawat serang  ringan dan pesawat angkut ringan. Pesawat ini dikembangkan pada tahun 1960-an sebagai pesawat khusus untuk pertempuran COIN (COunter-INsurgency) atau anti-gerilya.


OV-10 Bronco mampu terbang pada kecepatan sekitar 560 km/jam, memuat bahan peledak eksternal seberat 3 ton, dan mampu terbang tanpa henti selama 3 jam atau lebih. Pesawat ini sangat dikenal  karena kemampuannya dalam mengemban berbagai misi.
______________________________
Layanan untuk Web Hosting dan Domain Anda :


 _____________________________


Selain itu juga karena kemampuannya dalam  memuat berbagai macam senjata dan kargo, area pandang pilot yang luas, kemampuan terbang dan mendarat di landasan yang pendek, biaya operasi yang murah dan kemudahan dalam perawatan. Dalam banyak kejadian, pesawat ini mampu terbang baik hanya dengan menggunakan satu mesin.


Squadron Udara OV-10F Bronco itu sendiri juga  sangat legendaris  karena terlibat banyak operasi tempur. Sejak kehadirannya, OV-10F ikut serta dalam hampir setiap perang di dalam negeri.
 

Mulai dari Operasi Seroja, Operasi Tumpas, Operasi Halilintar, Operasi Guruh dan Petir, Operasi Kikis Kilat, Operasi Tuntas, Operasi Halau, Operasi Rencong Terbang, Operasi Oscar. 
Skuadron itu awalnya terbentuk sebagai Squadron Udara 3, kemudian menjadi Squadron Udara 1, dan akhirnya diganti menjadi Squadron Udara 21.

 
Pada tanggal 5 Oktober 1976, pesawat  OV-10F Bronco melakukan demo udara dalam rangka hari jadi ABRI di Parkir Timur Senayan.

Konon kabarnya segera setelah acara, pesawat berangkat ke Bacau untuk mendukung operasi militer Seroja, menyelamatkan rakyat Timor-Timur dari kekejaman komunis Fretilin. 


=====================================================================

Break Session :

Baca juga artikel-artikel menarik lainnya di Blog ini dengan Langsung KLIK Link di bawah ini atau kata-kata berwarna Biru lainnya :
 
 
 

Eksotisme Wisata Air Terjun Sri Gethuk


Swastika Ala Nazi Di Kelenteng Kwan Sing Bio 
Nuansa Seram Dalam Ritual Sumpah Pocong
Mengenang Gus Dur Di Kelenteng Boen Bio
Menikmati Surabaya Dengan Surabaya Heritage Track 
Legenda Kwan Kong Di Kelenteng Kwan Sing Bio

Suharto, Hercules Bergigi Baja Dari Tuban  
Masjid Aschabul Kahfie Di Dalam Gua Yang Unik 

Megahnya Istana Kaisar Di Kelenteng Kwan Sing Bio
Nostalgia Masa Kecil Di Museum Anak Kolong Tangga

Ovi, Gadis Hulk Yang Perkasa Dari Tuban 
Menguji Nyali Di Tebing Watu Ondo
Mengenang Fenomena Aneh Gadis Kristal Di Tuban
Camilan Ampo Yang Terbuat Dari Tanah 
Ongkek Yang Langka Di Museum Kambang Putih Tuban 

Dinding Jebol Jejak Pelarian Pangeran Diponegoro
Foto Rongten Korban Santet Di Surabaya
Mobil Rolls Royce Kuno Milik Dinasti Sampoerna








===============================================================

Ironi di Kebun Binatang Surabaya Yang Memprihatinkan


Miris dan  memprihatinkan. Begitulah kesan yang saya jumpai di wisata Kebun Binatang Surabaya ( KBS ) di Jawa Timur ini. 

Sebagai destinasi yang sudah ada sejak masa kolonial Belanda, seharusnya wisata ini semakin besar dan berkembang.Baik dari segi koleksi satwa, fasilitas yang lebih baik dan sebagainya.


Tetapi yang terjadi justru sebaliknya, koleksi satwa yang ada semakin berkurang. Begitu juga dengan fasilitas-fasilitasnya  tampak semakin kumuh dan terkesan kurang terawat.
  
Silang sengkarut tentang  kemelut dan sengketa yang terjadi antara pengelola , pemerintah kota Surabaya dan pemerintah menjadikan wisata yang dikenal dengan Bonbin Surabaya ini terkena imbasnya.


Tenda keprihatinan yang didirikan di depan loket wisata itu seolah mewakili penderitaan nasib wisata ini beserta koleksi satwa dan karyawannya


Melangkahkan kaki ke beberapa kandang berikutnya ternyata bernasib sama. Kandangnya juga tampak tak bertuan.Saya merasa bingung juga ketika berada disana. Ada banyak kandang yang tampaknya tak berpenghuni.
 

Setelah menunggu dan melongok ke sekitar kandang itu selama beberapa waktu, ternyata tak ada satupun satwa yang ada di kandang itu . 


Ah, memang kandang-kandang itu sudah di kosongkan belum lama ini karena sebanyak 76 satwanya dipindah ke Kebun binatang Mirah Fantasia di Banyuwangi

Berada di area dekat sangkar burung dan ayam, saya juga menjumpai rumah burung yang tampak kumuh .

Menyusuri bagian lainnya di kawasan ini, saya mendapati bangunan yang terbuat dari tumpukan batu yang menyerupai bukit kecil. 


 
Menaiki bukit itu saya juga menjumpai sebuah bangunan dengan kolam air yang kotor di bagian tengahnya. Bangunan itu juga tampak rusak,dan tak terawat. Bahkan pada bagian atapnya juga sudah  banyak yang berlubang dan roboh.


Entah apa fungsi bangunan itu. Di sekitar bangunan ini juga tampak cukup menyeramkan dengan nuansa lumutnya yang cukup tebal dan nyamuk-nyamuk yang berterbangan.
 
______________________________


Layanan untuk Web Hosting dan Domain Anda :






 _____________________________
  
Tak banyak koleksi satwa yang menarik yang saya jumpai disana. Umumnya hanya berupa satwa  jenis primata dan kambing atau sapi-sapian dalam berbagai bentuk dan asal negara.   

Satu hal lagi bila Anda berada disana akan menjumpai banyak kucing yang berkeliaran. Tentang banyaknya kucing itulah yang menjadi joke bahwa kucing-kucing itulah yang koleksi satwa yang sebenarnya di kebun binatang ini.


Untunglah saya masih bisa menjumpai satwa gajah. beruang dan onta yang menjadi penawar rasa penasaran saya tentang koleksi satwa di tempat ini.

 
Dengan tiket masuk Rp 15.000 untuk setiap pengunjungnya, rasanya cukup mahal juga tanpa ada koleksi satwa dan fasilitas  yang memadai bagi satwanya. 
  


Bagi saya lebih baik dan n puas berkunjung ke wisata Zoo Maharani di Lamongan saja. Walau tiket masuknya lebih mahal yaitu Rp 30.000, tetapi koleksi satwa dan fasilitas disana cukup memadai dan mengesankan daripada berkunjung ke KBS ini.




=====================================================================

Break Session :

Baca juga artikel-artikel menarik lainnya di Blog ini dengan Langsung KLIK Link di bawah ini atau kata-kata berwarna Biru lainnya :
 
 
 

Eksotisme Wisata Air Terjun Sri Gethuk


Swastika Ala Nazi Di Kelenteng Kwan Sing Bio 
Nuansa Seram Dalam Ritual Sumpah Pocong
Mengenang Gus Dur Di Kelenteng Boen Bio
Menikmati Surabaya Dengan Surabaya Heritage Track 
Legenda Kwan Kong Di Kelenteng Kwan Sing Bio

Suharto, Hercules Bergigi Baja Dari Tuban  
Masjid Aschabul Kahfie Di Dalam Gua Yang Unik 

Megahnya Istana Kaisar Di Kelenteng Kwan Sing Bio
Nostalgia Masa Kecil Di Museum Anak Kolong Tangga

Ovi, Gadis Hulk Yang Perkasa Dari Tuban 
Menguji Nyali Di Tebing Watu Ondo
Mengenang Fenomena Aneh Gadis Kristal Di Tuban
Camilan Ampo Yang Terbuat Dari Tanah 
Ongkek Yang Langka Di Museum Kambang Putih Tuban 

Dinding Jebol Jejak Pelarian Pangeran Diponegoro
Foto Rongten Korban Santet Di Surabaya
Mobil Rolls Royce Kuno Milik Dinasti Sampoerna








===============================================================