Di Kabupaten Bojonegoro – Jawa timur
terdapat api yang cukup unik. Api itu
tidak bisa padam walau disiram dengan air dan bahkan kena air hujan yang paling
deras sekalipun.
Begitulah keunikan yang ada pada api di
Kayangan Api ini.
Kayangan Api yang merupakan sumber api abadi ini berada di Desa Sendagharjo, Kecamatan Ngasem. Sekitar 28 km arah barat daya dari pusast kota Bojonegoro.
Kayangan Api yang merupakan sumber api abadi ini berada di Desa Sendagharjo, Kecamatan Ngasem. Sekitar 28 km arah barat daya dari pusast kota Bojonegoro.
Lokasinya berada di dalam hutan dengan
vegetasi utama pohon jati. Selama perjalanan menuju ke Kayangan Api, selain
deretan pohon jati, juga bisa dijumpai aktifitas warga yang sedang mencari
ranting kayu sebagai bahan bakar.
Ada juga
sekawanan hewan ternak seperti kerbau, kambing dan sapi yang sedang merumput.
Untuk masuk masuk kawasan Kayangan Api
dieknakan tiket masuk Rp 3000 per orang.Di bagian depan terdapat gerbang masuk
yang benrtuknya seperti Gapura Supit Urang . Gapura itu berwarna hitam dengan
ornamen dua patung Dwarapala di sebelah kanan dan kiri pintu masuk.
Melangkahkan kaki memasukinya kemudian terdapat taman dengan
kursi yang etrbuat dari semen. Di dekat taman ini terdapat monumen Api Pon
karena Kayangan Api ini menjadi tempat
pengambilan api untuk menyalakan obor
pada pelaksanaan PON XV tahun 2000 di Jawa Timur.
Sekitar 75 meter dari gerbang masuk
terdapat sumber api Kayangan Api yang berupa tumpukan batu.
=======================================================================
Break Session :
Baca juga artikel-artikel menarik lainnya di Blog ini dengan Langsung KLIK Link di bawah ini atau kata-kata berwarna Biru lainnya :
Jenazah Utuh Walau Sudah Dimakamkan Puluhan Tahun
Sisi lain Keindahan Di Gunung Bromo
Jejak Panser Yang legendaris Di Surabaya
Kupat Ketheg yang Unik Dan Khas Di Gresik
Koleksi Keramik Kuno masa Dinasti Ming di Di House of Sampoerna
Menambang Uang Melalui Facebook dan Blog
Tips Jitu Untuk Meningkatkan Traffic Situs atau Blog
OLeh-oleh Khas Tuban
Jenazah Utuh Walau Sudah Dimakamkan Puluhan Tahun
Sisi lain Keindahan Di Gunung Bromo
Jejak Panser Yang legendaris Di Surabaya
Kupat Ketheg yang Unik Dan Khas Di Gresik
Koleksi Keramik Kuno masa Dinasti Ming di Di House of Sampoerna
Menambang Uang Melalui Facebook dan Blog
Tips Jitu Untuk Meningkatkan Traffic Situs atau Blog
OLeh-oleh Khas Tuban
Purna Siswa dan Gelar Prestasi TK Integral Hidayatullah - Tuban
Play Group Hidayatullah - Tuban
Taman Kanak-Kanak Integral Hidayatullah - Tuban
Gadis di Tuban Penarik Truck Dengan Menggunakan Rambut dan Gigi
Kirab Piala Adipura Di Tuban
Parade Mobil Hias Di Tuban
Pesawat Nomad TNI Angkatan Laut Di Lamongan
Atraksi Kekuatan Ala Samson Di Tuban
Nenek Penghuni Hutan Pinus Di Banyuwangi
Indahnya Masjid Agung Tuban di Malam Hari
Kejurnas Off Road 4x4 Real Adventure di Tuban
Reog Malam Bulan Purnama Di Tuban
Novi Wulandari - Lamongan, Peringkat 2 - NUN 2012
Mushola Unik Di Dalam Gua Akbar
Pantai Sowan Yang Indah dan Alami
Rumah Serangga Di Lamongan
Meraup Kesegaran Alami Di Pemandian Bektiharjo
Iklan Pajak Keliru Ala Tuban
Kelenteng Hong Tiek Hian - Surabaya
Harimau di kelenteng Kwan Sing Bio
Wanita Mini 75 cm dari Tuban
Nenek Penghuni Hutan Pinus Di Banyuwangi
Indahnya Masjid Agung Tuban di Malam Hari
Kejurnas Off Road 4x4 Real Adventure di Tuban
Reog Malam Bulan Purnama Di Tuban
Novi Wulandari - Lamongan, Peringkat 2 - NUN 2012
Mushola Unik Di Dalam Gua Akbar
Pantai Sowan Yang Indah dan Alami
Rumah Serangga Di Lamongan
Meraup Kesegaran Alami Di Pemandian Bektiharjo
Iklan Pajak Keliru Ala Tuban
Kelenteng Hong Tiek Hian - Surabaya
Harimau di kelenteng Kwan Sing Bio
Wanita Mini 75 cm dari Tuban
Di sekitar tumpukan batu itu mengeluarkan
lidah api yang menimbulkan hawa panas di sekitarnya dengan mengeluarkan bau
menyengat ala gas elpiji.
Sumber api itu dikelilingi dengan
pagar yang terbuat dari besi dengan
bentuk melingkar berdiameter sekitar 8
meter. Di sekitarnya terdapat empat candi Kelir yang masing-masing candi
itu dikawal dengan sebuah patung Dwarapala pada sudut kanannya.
Di bagian timur sumber api ini terdapat sebuah pohon jati yang cukup besar
dan tinggi . Sesuai dengan legenda tentang Kayangan Api, lokasi sekitar pohon
itu merupakan petilasan yang konon
dulunya menjadi tempat bersemedinya Mpu Kriya Kusuma atau Supagati, seorang
Empu ( pembuat keris ) yang sakti pada masa kerajaan Majapahit.
Di sekitar petilasan ini terdapat situs
purbakala yang pada pertengahan Desember
tahun 2010 telah diadakan penggalian dan penelitian oleh Tim Arkeolog
dari Universitas Indonesia. Dalam penggalian dan penelitian itu didapatkan
penemuan tumpukan batu batu yang berwarna merah
yang berukuran cukup panjang dan
besar.
Tumpukan batu bata yang terbuat dari tanah liat itu diduga merupakan bagian bangunan dari pura atau candi dengan aktifitasnya yang berkaitan dengan Kayanga n Api di masa lampau.
Sayang , situs purbakala itu sekarang keadaannya seperti terlantar. Tanpa perawatan dan perlindungan pagar yang khusus, banyak pengunjung yang begitu mudahnya menginjak-injak situs purbakala itu.
Di sebelah barat sumber api sekitar 80
meter terdapat sumber air yang berwarna hijau dan bergelembung yang disebut
dengan nama Sumber air Blekutuk.
Dari bau yang menguar di sekitarnya , sumber air itu mengandung belerang. Namun uniknya, air pada sumber air Blekutuk ini bersuhu dingin. Berbeda halnya dengan sumber air yang mengandung belerang yang biasanya bersuhu hangat atau panas.
Kayangan Api ini cukup ramai didatangi oleh wisatawan. Tak jarang mereka datang ke wisata ini dengan membawa jagung untuk dibakar atau ayam untuk dibakar / dipanggang dengan menggunakan panas dari sumber api yang ada di Kayangan Api.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar