Di desa Sragi Kecamatan Songgon terdapat kawasan hutan pinus
yang sangat luas. Hutan itu sangat lebat dan
berada di bukit dengan kontur
tanah yang naik turun.
Siapa sangka, di tengah lebatnya hutan pinus itu ternyata ada seorang wanita yang tinggal dan menjadi penghuni di hutan pinus itu.
Siapa sangka, di tengah lebatnya hutan pinus itu ternyata ada seorang wanita yang tinggal dan menjadi penghuni di hutan pinus itu.
_____________________________________
___________________________________
Adalah Saniyah, nenek berusia 65 tahun yang tinggal disana.
Dia telah tinggal di hutan itu selama puluhan tahun dengan menempati sebuah
rumah kayu yang sangat sederhana.
Rumah itu sebelumnya merupakan tempat pondokan atau tempat beristirahat karyawan Perhutani setempat seperti sinder, waker dan sebagainya.
Rumah itu sebelumnya merupakan tempat pondokan atau tempat beristirahat karyawan Perhutani setempat seperti sinder, waker dan sebagainya.
Mungkin karena merasa iba pada Saniyah dan suaminya yang tidak memiliki tempat
tinggal, rumah pondokan yang disebut
dengan ‘ Brak ‘ itu pun di berikan pada suami istri itu untuk ditempati.
Rumah itu sendiri hanya berdinding kayu yang tak berarturan
dengan banyak lubang. Begitu juga dengan atapnya.
Tak ada perabotan sama sekali di dalamnya dan juga tak ada penerangan listrik.
Tak ada perabotan sama sekali di dalamnya dan juga tak ada penerangan listrik.
Sebagai penerang di rumahnya, Saniyah menggunakan lampu
tradisional yang berupa botol dengan di
dalamnya diberi minyak goreng bekas.
Di botol itu kemudian diberi sumbu kompor yang ujung luanya kemudian dinyalakan.
_______________________________________________
Di botol itu kemudian diberi sumbu kompor yang ujung luanya kemudian dinyalakan.
Malang nian nasib Saniyah. Beberapa tahun berjalan, Saniyah
kemudian ditinggalkan oleh
suaminya. Apalgi tak lama kemudian
Saniyah mengandung benih dan melahirkan
dari hubungan dengan suaminya itu.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Break Session :
Baca juga artikel-artikel menarik lainnya di Blog ini dengan Langsung KLIK Link di bawah ini atau kata-kata berwarna Biru lainnya :
Jenazah Utuh Walau Sudah Dimakamkan Puluhan Tahun
Sisi lain Keindahan Di Gunung Bromo
Jejak Panser Yang legendaris Di Surabaya
Kupat Ketheg yang Unik Dan Khas Di Gresik
Koleksi Keramik Kuno masa Dinasti Ming di Di House of Sampoerna
Jenazah Utuh Walau Sudah Dimakamkan Puluhan Tahun
Sisi lain Keindahan Di Gunung Bromo
Jejak Panser Yang legendaris Di Surabaya
Kupat Ketheg yang Unik Dan Khas Di Gresik
Koleksi Keramik Kuno masa Dinasti Ming di Di House of Sampoerna
OLeh-oleh Khas Tuban
Swastika Ala Nazi Di Kelenteng Kwan Sing Bio
Nuansa Seram Dalam Ritual Sumpah Pocong
Mengenang Gus Dur Di Kelenteng Boen Bio
Menikmati Surabaya Dengan Surabaya Heritage Track
Legenda Kwan Kong Di Kelenteng Kwan Sing Bio
Suharto, Hercules Bergigi Baja Dari Tuban
Masjid Aschabul Kahfie Di Dalam Gua Yang Unik
Eksotisme Tradisi dan Budaya Dalam Pengantin Betawi
Megahnya Istana Kaisar Di Kelenteng Kwan Sing Bio
Nostalgia Masa Kecil Di Museum Anak Kolong Tangga
Ovi, Gadis Hulk Yang Perkasa Dari Tuban
Menguji Nyali Di Tebing Watu Ondo
Mengenang Fenomena Aneh Gadis Kristal Di Tuban
Camilan Ampo Yang Terbuat Dari Tanah
Ongkek Yang Langka Di Museum Kambang Putih Tuban
Dinding Jebol Jejak Pelarian Pangeran Diponegoro
Foto Rongten Korban Santet Di Surabaya
Mobil Rolls Royce Kuno Milik Dinasti Sampoerna
Swastika Ala Nazi Di Kelenteng Kwan Sing Bio
Nuansa Seram Dalam Ritual Sumpah Pocong
Mengenang Gus Dur Di Kelenteng Boen Bio
Menikmati Surabaya Dengan Surabaya Heritage Track
Legenda Kwan Kong Di Kelenteng Kwan Sing Bio
Suharto, Hercules Bergigi Baja Dari Tuban
Masjid Aschabul Kahfie Di Dalam Gua Yang Unik
Eksotisme Tradisi dan Budaya Dalam Pengantin Betawi
Megahnya Istana Kaisar Di Kelenteng Kwan Sing Bio
Nostalgia Masa Kecil Di Museum Anak Kolong Tangga
Ovi, Gadis Hulk Yang Perkasa Dari Tuban
Menguji Nyali Di Tebing Watu Ondo
Mengenang Fenomena Aneh Gadis Kristal Di Tuban
Camilan Ampo Yang Terbuat Dari Tanah
Ongkek Yang Langka Di Museum Kambang Putih Tuban
Dinding Jebol Jejak Pelarian Pangeran Diponegoro
Foto Rongten Korban Santet Di Surabaya
Mobil Rolls Royce Kuno Milik Dinasti Sampoerna
Sumur Gemuling Yang Keramat Di Makam Sunan Bejagung
Misteri Jutaan Ikan Keramat Di Gua Ngerong
Jejak Budaya Kerajaan Majapahit Di Candi Jabung
Aksi Premanisme Di Air Terjun Madakaripura
Ondel-ondel Betawi Yang Unik dan Artistik
Misteri Jutaan Ikan Keramat Di Gua Ngerong
Jejak Budaya Kerajaan Majapahit Di Candi Jabung
Aksi Premanisme Di Air Terjun Madakaripura
Ondel-ondel Betawi Yang Unik dan Artistik
================================================================
Tentu saja Saniyah harus berjuang keras demi menghidupi
drinya dan anaknya itu. Kini anak laki-lakinya
itu telah berumur 23 tahun yang karena kesibukannya sendiri membuat dia jarang bersama dengan
Saniyah.
Setiap hari Saniyah bekerja sebagai penyadap getah pinus. Ia
juga mengolah dan menanami lahan dengan
tanaman produktif lainnya seperti jahe,
tembakau, pisang dan sebagainya. Hasil dari lahannya yang tidak seberapa itu kemudian ia bawa ke Pasar Desa Sumber
Arum yang terdekat dengan rumahnya.
Di pasar yang berjarak
sekitar 45 menit perjalanan
dengan berjalan kaki itu, Saniyah membarter hasil lahannya dengan
kebutuhan sembakonya seperti beras, bumbu , lauk pauk, minyak goreng dan
sebagainya.
Cukup sulit juga untuk menuju ke rumah Saniyah di kawasan hutan Gumuk Jambe Perhutani bayu kidul itu. Tak adanya papan petunjuk dan banyaknya persimpangan jalan setapak tentu membuat saya harus tak malu untuk bertanya pada setiap warga yang saya temui selama perjalanan agar tidak tersesat di dalam hutan.
Belum lagi dengan medan perbukitan di sekitar lokasi yang cukup membuat perjalanan terasa melelahkan.
Di tengah hutan itu Saniah tinggal sendiri tanpa ada rumah
dan warga lainnya di sekitarnya karena pemukiman warga hanya terdapat di desa yang ada di bawah hutan.
Praktis, di tengah kegelapan dan sepinya hutan pinus itu,
Saniyah hanya tinggal seorang diri dengan berteman suara serangga dan satwa
hutan lainnya.
Untunglah, pada pagi hingga sore hari banyak warga desa yang juga menyadap getah pinus dan mengolah lahan di sekitar hutan itu yang mampir dan bertandang ke rumah Saniyah. Para penyadap getah pinus itu juga menitipkan getah pinusnya yang baru terkumpul sebagian di halaman rumah Saniyah untuk dilanjutkan lagi esoknya.
Saniyah tentu merasa suka cita ketika rumahnya didatangi oleh para warga desa itu walau sekedar untuk beristirahat dan bercengkerama sejenak.
Semoga dengan publikasi
tentang sosok Saniyah ini ,
Saniyah bisa segera memperoleh
perhatian dan bantuan dari pemerintah dan berbagai pihak yang peduli padanya.
Karena tak bisa dipungkiri, keberadaan Saniyah yang tinggal di hutan itu juga
ikut berperan mengawasi dan menjaga
kawasan hutan pinus itu dengan berbagai asset yang ada di dalamnya.
menarik jg posting gan www.sabiyaku.blogspot.com
BalasHapusnice article gan... www.tricajusindonesia.com
BalasHapuslebih kasihan kehidupan orang kota
BalasHapus