Watu Gajah ( batu Gajah ), begitulah warga Tuban menyebut sekumpulan batu
besar yang berada di tengah ladang yang ditanami jagung dan kacang ini.
Sesuai dengan namanya, bebarapa bongkahan batu itu jika dilihat secara sepintas memang bentuknya mirip dengan sosok gajah.
Sesuai dengan namanya, bebarapa bongkahan batu itu jika dilihat secara sepintas memang bentuknya mirip dengan sosok gajah.
Selain bentuknya yang cukup unik, Watu gajah itu juga mempunyai sisi lain berupa kisah yang menarik dan berkembang di masyarakat sekitar yaitu tentang legenda Watu Gajah.
Lokasi Watu Gajah berada di desa Bejagung Kecamatan Semanding, tak jauh dari Jalan Raya
Semanding menuju wisata Pemandian Bektiharjo.
Nama Watu gajah yang berarti Batu Gajah itu karena bila
dicermati secara sepintas , beberapa bongkah batu besar itu bentuknya
memang seperti gajah dengan
berbagai posisi dan pose. Ada
yang menelungkup, berdiri, rebahan dan sebagainya. Seolah lengkap dengan mata , telinga dan belalai.
Batu-batu yang berwarna hitam itu sendiri letaknya saling berdekatan. Setidaknya ada 5
batu besar yang bentuknya mirip gajah disana.
Sayang karena rimbunnya semak-semak di sekitar lokasi yang juga menutupi
batu-batu itu, menjadikan bentuk gajah pada batu-batu itu menjadi kurang jelas.
Selain itu juga ada sebuah batu besar yang bentuknya seperti
Puzzle dengan tiga keping pecahan batu.
Entah sejak kapan batu-batu itu disebut dengan nama Watu Gajah. Konon, menurut
legenda yang ditutur-tinularkan oleh warga setempat, keberadaan Watu gajah ini pada masa lampau ada kaitannya dengan sejarah
Sunan Bejagung, seorang ulama sakti
yang makamnya berada sekitar 500 meter
arah utara dari Watu Gajah.
====================
Baca juga dan Klik artikel menarik berikut ini :
Jenazah Utuh Dimakamkan 35 Tahun Di Tuban
Main Game = Dapat Dollars
Jenazah Utuh Dimakamkan 35 Tahun Di Tuban
Main Game = Dapat Dollars
di Link berikut ini :
Menurut juru kunci dari makam Sunan Bejagung, Watu Gajah ini dulunya dikisahkan sebagai pasukan gajah dari Mapatih Gajah Mada yang akan menjemput Pangeran Penghulu (Sunan Bejagung), untuk kembali ke kerajaan Majapahit.
Namun di tengah perjalanan, ada seorang santri yang melihat dan segera melaporkan keberadaan pasukan itu ke hadapan Sunan Bejagung.
Akhirnya, pasukan gajah tersebut kemudian bisa diubah oleh Sunan Bejagung menjadi batu, tepat beberapa saat sebelum mereka berhasil sampai di pesantren. Cerita rakyat tersebut diperkuat dengan keterangan dari pemilik tanah setempat, yakni Bapak Takjim.
Dari bukit ini turun ke bawah menelusuri jalan setapakbisa langsung menuju ke kompleks makam dan pesantren Sunan Bejagung.
Terlepas dari Legenda itu,
Watu Gajah ini memang cukup menarik untuk dikunjungi. Apalagi karena
letaknya yang berdekatan dengan lapangan milik desa setempat, bila sore hari
ada saja warga yang berkerumun di
sekitar Watu Gajah.
Beberapa diantaranya bercengkerama dengan menduduki
batu-batu itu.Di sekitar Watu Gajah ini juga terdapat gua yang juga ditumbuhi
banyak semak belukar.
Melihat luasnya kawasan gua itu dan
banyaknya lubang gua sebagai pintu masuknya, tampaknya gua di
Watu Gajah ini memiliki banyak lorong
dan relung gua yang luas dan panjang.
Adanya gua di Watu Gajah itu tentunya menjadi banyak tanda
Tanya besar yang cukup menarik perhatian yaitu bagaimana bentuk dan keadaan dalam gua itu dan apa saja yang ada di dalamnya.
Andai gua-gua itu
diteliti dan ditelusuri lebih lanjut ,
mungkin saja di dalamnya
terdapat potensi ‘
mutiara-mutiara terpendam ‘ yang berkaitan dengan pesona keindahan gua alami.Entah lah bila Pemerintah Daerah setempat tak
menyadari dan melihat potensi wisata yang terpendam itu dan
membiarkannya terbengkalai begitu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar