Gereja Merah, begitulah warga di Kota
Probolinggo – Jawa Timur menyebut bangunan ini.
Sesuai dengan namanya, bangunan tempat beribadah umat Kristiani itu memang berwarna merah pada semua bagiannya.
Sesuai dengan namanya, bangunan tempat beribadah umat Kristiani itu memang berwarna merah pada semua bagiannya.
Selain warnanya yang tampak
mencolok, keindahan bangunan dengan arsitekturnya yang indah dan unik ini tentu memancing siapa saja yang
melintas di Jalan Suroyo di kota Mangga ini.
Gereja Merah itu bernama
lengkap Gereja Protestan Indonesia Barat
( GPIB ) Immanuel. Selain dikunjungi oleh para umatnya, selama ini Gereja Merah juga sering dikunjungi oleh wisatawan dari nusantara
dan mancanegara.
Wisatawan dari mancanegara itu umumnya berasal dari Belanda.Mereka
ingin mengetahui dan menyimak tentang pesona keindahan dan sejarah Gereja
Merah. Gereja ini dibangun pada tahun 1862.
Gereja Merah yang struktur bangunannya
sebagian besar terbuat dari besi baja ini dulu memang dibuat dan dirancang di
Belanda. Setelah jadi, struktur bangunan dengan system bongkar-pasang (knock
down) itu kemudian dikapalkan ke Probolinggo.
Sesampai di Probolinggo, struktur bangunan itu dirangkai kembali
menjadi bangunan gereja.
Pada masa lampau , dinding gereja berupa papan kayu biasa. Karena
tidak rata , dalam perkembangannya dinding kayu itu kemudian dilapisi dengan kayu lapis.
Yang unik, di dunia
hanya ada dua gereja yang bentuknya seperti
ini, yaitu satu di Denhaag, dan
yang satunya lagi di Gereja Merah - Probolinggo ini .Gereja merah ini dibangun
oleh Pendeta Pati Rajawane, berdiri pada masa Belanda di bawah kepemimpinan
Bupati Meijer, Bupati Probolinggo pertama.
Gereja Merah menempati lahan
yang cukup luas dengan terdapat taman di sekitarnya. Ornamen di bagian luar gereja tampak klasik
dan bernuansa warna merah. Begitu juga dengan ornamen-ornamen yang ada di ruangan di bagian dalamnya.
Di dalam ruangan gereja
terdapat sebuah Mimbar
yang berbentuk piala dan biasa digunakan
dalam sakramen perjamuan kudus. Selain itu juga tedapat Cawan yang berukuran kecil
yang digunakan untuk meletakkan air baptisan pada sakramen Baptis.
Cawan itu juga terbuat
dari baja, sehingga karena berat
menyebabkan benda itu tidak mudah
digeser oleh satu orang saja.
Tutup
cawan itu sendiri bisa dibuka untuk
mengambil air baptis yang sudah dipersiapkan. Jika sedang tidak digunakan untuk
melakukan sakramen baptis, cawan itu dibiarkan dalam keadaan kosong.
Di altar gereja tua itu tertera tulisan ”Gebouwd Anno 1862” yang berarti dibangun tahun 1862.
Tangga yang menuju di
balkon yang ada di Gereja Merah ini juga beberntuk menarik. Untuk Balkon
biasanya digunakan sebagai tempat paduan suara gereja menyanyikan doa dan
lagu-lagu pujian.
Dengan keunikan bangunan dan kisah sejarahnya, Gereja Merah
ini menjadi salah satu dari banyak bangunan kuno yang indah dan bersejarah yang ada di sepanjang ruas
jalan menuju ke alun-alun Kota Probolinggo.
Puji Tuhan, Alleluya
BalasHapusTerima kasih atas visitnya ya, Sist.
BalasHapusbupati pertama probolinggo itu Joyo Lelono -_-
BalasHapusbukan Bupati Meijer -_-
mas, gereja ini bukan dibangun oleh pendeta Pattirajawane ya.... saya jemaat di sana. dan ini keterangan Opa saya waktu dia masih hidup yang saya presentasikan tika penjurian Raka-Raki Jawa Timur. >>> https://bonx.wordpress.com/2011/09/20/gpib-immanuel-probolinggo/
BalasHapus