Gedog, begitulah nama lembaran kain Tradisional ini. Nama Gedog
itu berasal dari bunyi secara berulangkali yang terdengar ketika
proses menenun itu sedang dilakukan yaitu Dog ...Dog..Dog...
Uniknya,
kerajinan ini hanya dikerjakan oleh warga Desa Margorejo, Gaji dan
Karangrejo, Kecamatan Kerek, yang letaknya sekitar 27 km arah barat
Tuban. Saat ini tenun Gedog sudah jarang bisa ditemui karena hanya tinggal beberapa generasi usia lanjut yang menekuninya.
Generasi muda di desa itu banyak yang memilih pekerjaan membatik daripada menenun. Alasannya, proses persiapan dan pengerjaan tenun gedog selain rumit juga butuh waktu lama.
Untuk persiapan saja dibutuhkan waktu empat hari, sedangkan pengerjaannya biasanya bisa sampai satu bulan penuh. Selain itu, kebiasaan warga yang lebih mengutamakan mengerjakan ladang atau sawahnya, membuat kerajian tenun Gedog hanya sebagai pekerjaan sambilan.
Bentuk
kerajinan gedog sebenarnya beraneka rupa. Sebut saja mulai dari kain
tenun gedog, kain tenun motif non-gedog, kain batik non-gedog, sampai
kain seser. Kain tenun gedog itu kain hasil tenun berhiaskan motif
gedog. Sedangkan kain batik gedog terbuat dari bahan kain non-tenun
yang berhiaskan motif gedog.
Selama ini ada sekitar 22 motif asli gedog, di antaranya motif panji konang, panji serong, ganggeng, kembang randu, kembang waluh, cuken, melati selangsang, satriyan, kijing miring, likasan kothong, guntingan, dll.
Umumnya, hiasan motif berupa penghalusan dari bentuk tanaman, satwa, dan bentuk-bentuk abstrak yang penuh dengan hiasan titik, garis lurus, dan garis lengkung. Ada juga hiasan berupa guratan-guratan yang pecah seperti permukaan marmer. Artistik sekali.
Selama ini ada sekitar 22 motif asli gedog, di antaranya motif panji konang, panji serong, ganggeng, kembang randu, kembang waluh, cuken, melati selangsang, satriyan, kijing miring, likasan kothong, guntingan, dll.
Umumnya, hiasan motif berupa penghalusan dari bentuk tanaman, satwa, dan bentuk-bentuk abstrak yang penuh dengan hiasan titik, garis lurus, dan garis lengkung. Ada juga hiasan berupa guratan-guratan yang pecah seperti permukaan marmer. Artistik sekali.
Sedangkan
kain tenun motif non-gedog dihasilkan dari permainan warna barang
tenunannya. Sekilas kain jenis ini tidak banyak berbeda dengan kain
tenun dari daerah lain. Motifnya antara lain usik, dom sumelop, kembang
batu, batu rante, intip iyan, semar mendem, sleret blungko, dsb.
Sedangkan
kain seser disebut demikian karena jenis kain ini dulu dipakai untuk
menyeser, yakni menangkap ikan dan udang di sungai. Tidak aneh kalau
jarak antar benang tenunan kain seser itu longgar. Ia juga tanpa motif
atau warna.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Break Session :
Baca juga artikel-artikel menarik lainnya di Blog ini dengan Langsung KLIK Link di bawah ini atau kata-kata berwarna Biru lainnya :
OLeh-oleh Khas Tuban
Siluman Kelabang Raksasa Di Banyu Langse
Mengenang Fenomena Aneh Gadis Kristal Di Tuban
Indahnya Relief-relief Satwa Di Candi Prambanan
Oleh-oleh Dendeng Tokek Dari Probolinggo
Tali Asih Roode Brug Soerabaia Pada Panti Asuhan Don Bosco
Nikmatnya Camilan Ampo Yang Terbuat Dari Tanah
Siluman Kelabang Raksasa Di Banyu Langse
Mengenang Fenomena Aneh Gadis Kristal Di Tuban
Indahnya Relief-relief Satwa Di Candi Prambanan
Oleh-oleh Dendeng Tokek Dari Probolinggo
Tali Asih Roode Brug Soerabaia Pada Panti Asuhan Don Bosco
Nikmatnya Camilan Ampo Yang Terbuat Dari Tanah
================================================================
Seiring dengan perkembangan jaman, para
perajin Batik Gedog di Desa Margorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban
– Jawa Timur ternyata banyak yang juga menekuni pembuatan batik dengan
motif-motif baru sesuai dengan selera dan permintaaan pasar.
Mereka umumnya beranggapan, untuk batik dengan motif batik gedog yang asli dan pakem untuk saat ini sudah jarang peminatnya. Di samping harganya yang cukup mahal, proses pembatikan dengan motif gedog yang pakem itu juga cukup rumit dan membutuhkan waktu lebih lama.
Kalaupun ada peminatnya, itu bisa
dipastikan hanya orang-orang tertentu dan punya minat khusus saja.Bayangkan saja, untuk menyelesaikan
membatik selembar batik gedog dengan motif Gedog yang pakem bisa
sampai seminggu atau lebih. Belum termasuk proses pewarnaannya.
Sebagai praktisnya dan ibarat kejar
setoran, para pembatik di kawasan ini sejak beberapa tahun ini
banyak yang beralih membatik dengan motif-motif yang baru dan
kontemporer. Selain harganya lebih murah, proses
pembuatan batik motif baru dan kontemporer ini juga lebih singkat.
Dalam sehari seorang perajin bisa menyelesaikan membatik 10-12
lembar kain.
Walaupun begitu, baik kain batik gedog
atau kain batik motif baru itu setlah dibatik selanjutnya mengalami
cara dan proses pewarnaan yang sama. Butuh waktu yang cukup lama
untuk menghilangkan malam ( Lilin ) pada kain dengan cara merebusnya
dan pewarnaannya.
Untuk pemasarannya selain ada bakul
langganan yang datang ke rumah, para perajiin batik itu juga dibantu
pemasarannya dengan banyaknya tempat wisata di Tuban. Seperti Gua
Akbar, Makam Sunan Bonang, Pantai Boom Tuban dan sebagainya.
Mereka umumnya beranggapan, untuk batik dengan motif batik gedog yang asli dan pakem untuk saat ini sudah jarang peminatnya. Di samping harganya yang cukup mahal, proses pembatikan dengan motif gedog yang pakem itu juga cukup rumit dan membutuhkan waktu lebih lama.
Semakin banyak warna yang dikehendaki
pada kain yang dibatik itu berarti semakin lama dan berulang-ulang
proses perebusan dan pewarnaan kainnya.Pewarna yang digunakan pada
kain batik motif baru dan kontemporer itu banyak yang menggunakan
pewarna buatan.Kain yang digunakan untuk membatik itu
juga bukan kain tenun. Tapi dengan menggunakan kain dari katun, sutra
dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar