Ribuan umat Hindu di Kediri – Jawa Timur pada pagi itu
tampak mendatangi kawasan wisata Gunung Kelud.
Mereka berkumpul di daerah sekitar anak Gunung Kelud untuk melakukan ritual persembahyangan yang dilakukan bersamaan dengan acara ritual Larung Sesaji.
Mereka berkumpul di daerah sekitar anak Gunung Kelud untuk melakukan ritual persembahyangan yang dilakukan bersamaan dengan acara ritual Larung Sesaji.
Kegiatan sembahyang umat Hindu itu cukup menarik. Apalagi
dengan menggunakan latar depan berupa panorama anak Gunung Kelud, menjadikan
kegiatan peribadatan itu sangat eksotis bagi wisatawan lainnya.
Suara tetabuhan ala gamelan Bali yang dimainkan oleh beberapa
remaja pria terdengar hingar-bingar disana.
Pada salah satu tempat yang datar
di tepi akses tangga menuju ke anak Gunung Kelud itu tampak dua buah bangunan
kecil yang terbuat dari bambu.Bangunan itu berfungsi sebagai altar dan menjadi bagian
perlengkapan umat Hindu dalam melakukan ibadahnya. Berbagai sesajian dan
perlengkapan ibadah lainnya memenuhi altar itu.
Suasananya menjadi khas Bali dengan adanya berbagai sesajian
dan hiasan dari daun kelapa.
Sesajian itu berupa berragam jenis bunga,
buah-buahan, rokok, lembaran uang kertas telur, dan lauk pauk berupa daging ayam panggang dan sebagainya.Begitu pula
dengan pakaian yang dikenakan oleh mereka.
Di dekat altar itu tampak umat Hindu yang berkerumun
mengelilingi seorang pemuka agama Hindu
yang berpakaian serba putih yang mempercikkan tirta suci kepada umatnya.Setelah melakukan sembahyangan di altar itu dengan menghadap
ke arah anak Gunung Kelud, umat kemudian menuruni tangga untuk menuju dan
mendekat ke lokasi di bagian bawah anak Gunung Kelud.
Cukup menarik ketika menyaksikan diantara Umat Hindu itu ada
ibu-ibu yang berusia lanjut namun tetap antusias dan bersemangat dalam menuruni
dan menaiki tangga yang jumlahnya mencapai ribuan itu.
Di bagian bawah anak Gunung Kelud itu mereka juga melakukan
ritual sembahyang lagi. Mereka juga
memberikan beraneka sesajian yang di
letakkan di bongkahan batu-batu besar.
Sayang sesajian itu tak bertahan lama karena menjadi rebutan
oleh wisatawan lainnya. Mungkin bagi mereka sesajian itu berarti rejeki nomplok
bagi mereka yang bisa mengisi perut mereka.
Kegiatan sembahyang di Gunung Kelud ini juga menjadi ajang
berkumpul, bertemu dan silaturahi antar umat Hindu. Sambil menikmati keindahan
panorama alamnya, mereka tentu tak lupa untukberfoto ria mengabadikan
kenangannya bersama keluarga.
Karena begitu luasnya kawasan wisata ini dengan menuruni
banyak anak tangga, banyak diantara mereka yang beristirahat dan bercengkerama
di bawah rimbunnya pepohonan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Break Session :
Baca
juga artikel-artikel menarik lainnya di Blog ini dengan Langsung KLIK Link di bawah ini atau kata-kata berwarna Biru lainnya :
Harimau
dan Singa Liar Di Lamongan
Benda-benda Bernuansa Mistis dan Magis di Museum
Bisnis Tokek Yang Menggiurkan Ala Probolinggo
Benda-benda Bernuansa Mistis dan Magis di Museum
Bisnis Tokek Yang Menggiurkan Ala Probolinggo
Purna
Siswa dan Gelar Prestasi TK Integral Hidayatullah - Tuban
Play Group Hidayatullah - Tuban
Taman Kanak-Kanak Integral Hidayatullah - Tuban
Tank Marinir Yang Legendaris Di Museum Probolinggo
Pawai Budaya Hari Jadi Kota Probolinggo Yang Semarak
Play Group Hidayatullah - Tuban
Taman Kanak-Kanak Integral Hidayatullah - Tuban
Tank Marinir Yang Legendaris Di Museum Probolinggo
Pawai Budaya Hari Jadi Kota Probolinggo Yang Semarak
Nenek
Penghuni Hutan Pinus Di Banyuwangi
Bunker Peninggalan Belanda Di Surabaya
Wisata Guci Alit Yang Indah Di Lumajang
Pura Luhur Poten Di Lautan Pasir Gunung Bromo
Gunung Bromo Yang Indah Dan Mengesankan
Lokomotif Kuno Di Museum Probolinggo
Legenda Tank Amfibi Peninggalan Belanda Di Ranu Grati
Indahnya Masjid Agung Tuban di Malam Hari
Kejurnas Off Road 4x4 Real Adventure di Tuban
Reog Malam Bulan Purnama Di Tuban
Bunker Peninggalan Belanda Di Surabaya
Wisata Guci Alit Yang Indah Di Lumajang
Pura Luhur Poten Di Lautan Pasir Gunung Bromo
Gunung Bromo Yang Indah Dan Mengesankan
Lokomotif Kuno Di Museum Probolinggo
Legenda Tank Amfibi Peninggalan Belanda Di Ranu Grati
Indahnya Masjid Agung Tuban di Malam Hari
Kejurnas Off Road 4x4 Real Adventure di Tuban
Reog Malam Bulan Purnama Di Tuban
Indahnya
Pantai Panyuran - Tuban
Pameran Foto Bol Brutu di House Of Sampoerna
Souvenir Ongkek Yang Unik dan Khas Tuban
Mushola Unik Di Dalam Gua Akbar
Pantai Sowan Yang Indah dan Alami
Rumah Serangga Di Lamongan
Meraup Kesegaran Alami Di Pemandian Bektiharjo
Iklan Pajak Keliru Ala Tuban
Kelenteng Hong Tiek Hian - Surabaya
Makam Siti Fatimah Binti Maimun Yang Unik
Harimau di kelenteng Kwan Sing Bio
Wanita Mini 75 cm dari Tuban
Pameran Foto Bol Brutu di House Of Sampoerna
Souvenir Ongkek Yang Unik dan Khas Tuban
Mushola Unik Di Dalam Gua Akbar
Pantai Sowan Yang Indah dan Alami
Rumah Serangga Di Lamongan
Meraup Kesegaran Alami Di Pemandian Bektiharjo
Iklan Pajak Keliru Ala Tuban
Kelenteng Hong Tiek Hian - Surabaya
Makam Siti Fatimah Binti Maimun Yang Unik
Harimau di kelenteng Kwan Sing Bio
Wanita Mini 75 cm dari Tuban
Nuansa
Nostalgia Di Pantai Tasikharjo Tuban
Tradisi Bubur Suruh Di Makam Sunan Bonang
Buah Kenitu Yang Nikmat Dan Segar
Kesenian Jaran Bodag Yang Eksotis dari Probolinggo
Tradisi Bubur Suruh Di Makam Sunan Bonang
Buah Kenitu Yang Nikmat Dan Segar
Kesenian Jaran Bodag Yang Eksotis dari Probolinggo
Wisat`
Laut Tuban Yang Mengecewakan
Makam Panjang 9 Meter di Gresik
Arca-arca Kuno Di Pemandian Banyu Biru
Relief Erotis Di Situs Gua Pasir
Makam Panjang 9 Meter di Gresik
Arca-arca Kuno Di Pemandian Banyu Biru
Relief Erotis Di Situs Gua Pasir
Jejak
Majapahit di Candi Jabung
Uang Lama Dan Kuno Keluaran Probolinggo
Kesenian Singo Ulung Yang Eksotis Dari Bondowoso
Relika Makam Walisongo Di Lamongan
Nikmatnya Jajanan Ala Kampung Ampel - Surabaya
Mobil Rolls Royce Kuno Milik Dinasti Sampoerna
Pesawat Nomad TNI Angkatan Laut Di Museum Probolinggo
Gereja Merah Yang Unik Di Probolinggo
Tips Mencari Dan Mendapatkan Pemasang Iklan Di Blog
Tips Mencari dan Mendapatkan Pemasang Iklan Di Blog #2
Mengenal Karakter Pemasang Iklan Di Blog
Uang Lama Dan Kuno Keluaran Probolinggo
Kesenian Singo Ulung Yang Eksotis Dari Bondowoso
Relika Makam Walisongo Di Lamongan
Nikmatnya Jajanan Ala Kampung Ampel - Surabaya
Mobil Rolls Royce Kuno Milik Dinasti Sampoerna
Pesawat Nomad TNI Angkatan Laut Di Museum Probolinggo
Gereja Merah Yang Unik Di Probolinggo
Tips Mencari Dan Mendapatkan Pemasang Iklan Di Blog
Tips Mencari dan Mendapatkan Pemasang Iklan Di Blog #2
Mengenal Karakter Pemasang Iklan Di Blog
================================================================
Keberadaan Gunung Kelud ini sangat penting arti dan
peranannya bagi Umat Hindu . Sama seperti pada gunung-gunung lainnya,
Umat Hindu menjadikan gunung Kelud sebagai bagian dari alam semesta yang perlu
dihormati dan dijaga harmonisasinya dengan makhluk lainnya.
Gunung dan tempat matahari terbit merupakan kiblat bagi umat Hindu
menundukkan kepala kepada Hyang Widhi. Karena
gunung dikenal dengan sebutan Acala Linggaِ, yang berarti tempat Tuhan
yang tidak bergerak. Umat Hindu meyakini, gunung adalah linggih (tempat)
Hyang Widhi.
Di Pulau Jawa, Gunung Semerulah yang dianggap paling tinggi oleh umat
Hindu sejak zaman dulu. Sedang di Pulau Bali Gunung To Langkir atau
Gunung Agung merupakan linggih Hyang Widhi (Siwa). Di pura, bangunan
meru ( bangunan yang tertinggi) juga dilambangkan sebagai gunung. Kata meru
mengingatkan kita kepada Gunung Mahameru dan Semeru.
Selain dianggap Acala Lingga, gunung mempunyai arti penting bagi umat
Hindu karena memberikan kemakmuran. Dengan hutan dan tanahnya yang
subur, gunung berfungsi menyimpan air hujan lalu sedikit demi sedikit
dialirkan melalui sungai.
Sehingga hampir sepanjang tahun manusia
bisa menikmati aliran sungai yang tidak henti-hentinya mengalir baik untuk
diminum maupun untuk mengairi sawah. Karena itu gunung bisa disebut
waduk ciptaan Tuhan.
Maka wajar dan sepatutnyalah kalau umat Hindu menghadap ke gunung dalam bersembahyang, karena dari sanalah Tuhan menyampaikan anugrah.
Maka wajar dan sepatutnyalah kalau umat Hindu menghadap ke gunung dalam bersembahyang, karena dari sanalah Tuhan menyampaikan anugrah.
Melalui gunung pula umat Hindu menyampaikan rasa
terimakasih.Perwujudan rasa hormat itu, tampak pula pada etika yang hidup dalam
masyarakat Hindu.Arah kaja (utara) dianggap sebagai hulu. Kata kaja
berasal dan kata ke adya yang berarti ke gunung (adya artinya gunung).
Kata utara berasal dan urat kata udyang artinya menonjolِ atau menjulangِ. Yang dimaksud dengan menjulangِ dalam hal ini adalah tanah
yang menjulang tinggi atau gunung. Sedangkan kelod (selatan) berasal
dan kata ke lautِ dan dianggap sebagai hilir.
Dalam masyarakat, lebih-lebih di pegunungan, posisi tidur juga diatur dengan norma atau etika berdasarkan letak gunung.
Pada saat tidur, kepala berada di arah gunung, karena gunung dianggap sebagai hulu atau kepala. Di beberapa daerah, dalam menguburkan mayat, letak kepala si mayat harus ada di arah gunung.
Pada saat tidur, kepala berada di arah gunung, karena gunung dianggap sebagai hulu atau kepala. Di beberapa daerah, dalam menguburkan mayat, letak kepala si mayat harus ada di arah gunung.
Sebuah ritual sembahyang yang juga merupakan tradisi dan budaya umat Hindu di Gunung Kelud yang sangat menarik dan eksotis.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Artikel menarik lainnya tentang Gunung Kelud itu bisa Anda baca dengan Langsung Klik Link-link berikut ini :
Sesajian Dalam Ritual Larung Sesaji Gunung Kelud
Sejuta Kekaguman Di Wisata Gunung Kelud
Nuansa Menegangkan Di Terowongan Gunung Kelud
Ancaman Maut Di Anak Gunung Kelud
Sejuta Kekaguman Di Wisata Gunung Kelud
Nuansa Menegangkan Di Terowongan Gunung Kelud
Ancaman Maut Di Anak Gunung Kelud
----------------------------------------------------------------
salam kenal.. :)
BalasHapus