Ada banyak bangunan kuno berupa candi di Kabupaten Tulungagung - Jawa Timur. Salah satunya adalah candi Gayatri yang merupakan jejak kerajaan Majapahit. Mendengan nama Gayatri, benak kita tentu tertuju pada sosok seorang perempuan cantik.
Dan memang begitulah adanya, Gayatri yang satu ini adalah nama putri cantik dalam bentuk sebuah arca dan sekaligus juga nama Candi di dusun Boyolangu, kelurahan Boyolangu, kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Candi ini menghadap ke arah barat dan ditemukan pada tahun 1914 dalam keadaan tertimbun tanah
Karena itu Candi Gayatri ini juga disebut dengan nama Candi Boyolangu.
Pada bagian tangga batu candi ini terdapat tulisan angka 1289 Ç (1367 M) dan 1291 Çaka (1369 M).
Diduga tulisan angka tahun itu kemungkinan dipakai untuk menandai tahun pembuatan dari Candi Gayatri, yaitu pada zaman kerajaan Majapahit.
Di dalam kawasan candi ini terdapat satu candi induk dan dua candi
perwara di sebelah selatan dan utaranya. Candi induk berukuran 11,40 m x
11,40 m.
Di dalamnya terdapat arca Gayatri , yaitu arca wanita perwujudan dari ratu Sri Rajapatni, nenek dari raja Hayam Wuruk.
Arca itu berukuran panjang 1,1 m, lebar 1 m dan tinggi 1,2 m.
Arca Gayatri itu bertatahkan cukup halus dan rapi. Sayang kepala arca ini tak berbekas dan hilang entah kemana .
Bentuk arca menggambarkan perwujudan Dhyani Budha Wairocana dengan duduk
diatas padmasanan (singgasana)berhiasdaun teratai. Sikap tangan arca
adalah Dharmacakramudra (mengajar).
Kisah tentang Gayatri Rajapatni ini diulas secara menarik dalam beberapa buku. Salah satunya adalah buku karya sejarawan dan diplomat dari University of British Columbia, Kanada yaitu Profesor Earl Drake yang berjudul Gayatri Rajapatni : Perempuan Di Balik Kejayaan Kerajaan Majapahit.
Kisah tentang Gayatri Rajapatni ini diulas secara menarik dalam beberapa buku. Salah satunya adalah buku karya sejarawan dan diplomat dari University of British Columbia, Kanada yaitu Profesor Earl Drake yang berjudul Gayatri Rajapatni : Perempuan Di Balik Kejayaan Kerajaan Majapahit.
Sang Profesor bahkan beranggapan bahwa patung yang indah yang berada di daerah Singosari - Malang , Jawa Timuritu bila dilihat dari gaya dan arsitekturnya ternyata bukanlah patung dari Ken Dedes seperti anggapan umum selama ini.
Tetapi merupakan patung perwujudan dari Gayatri Rajapatni.Dia juga
menyejajarkan Gayatri sekaliber dengan Cleopatra, seorang perempuan
kuat di Mesir yang bahkan membuat Caesar, kaisar Romawi tunduk.
====================
Baca juga dan Klik artikel menarik berikut ini :
Jenazah Utuh Dimakamkan 35 Tahun Di Tuban
Main Game = Dapat Dollars
Jenazah Utuh Dimakamkan 35 Tahun Di Tuban
Main Game = Dapat Dollars
di Link berikut ini :
Pada candi perwara di sebelah selatan terdapat Arca Nandi,
Arca Dwarapala dan arca Mahisasura Nandini. Pada candi perwara di
sebelah utara terdapat dua patung yoni yang disangga oleh kepala Naga, arca Ganesa dan sebuah Patung Jaladwara.
Bangunan pertama disebut dengan bangunan induk perwara, karena bangunan
ini berukuran lebih besar dibanding dengan bangunan kedua bangunan
lainnya.
Letak bangunan ini ditengah bangunan lainnya.
Letak bangunan ini ditengah bangunan lainnya.
Bangunan induk perwara terdiri daridua teras berundak yang hanya tinggal
bagian kakinya. Bentuk bangunan berdenah bujursangkar dengan panjang
dan lebar 11,40 M dengan sisa ketinggian kurang lebih 2,30M ( dengan
mengambil sisi selatan ).
Sedangkan sifat, nama dan tempat bagunan disebutkan dalam kitab
Kesusastraan Nagarakertagama karangan Mpu Prapanca (masa Majapahit
Pemerintahan Raja Hayam Wuruk ) bahwa di Boyolangu terdapat bangunan
suci (candi) beragama Budha dengan nama Prajnaparamitapuri.
Bangunan perwara yang kedua berada di selatan bangunan induk. Keadaan
bangunan hanya tinggal bagian kaki dan berdenah bujursangkar dengan
ukuran panjang dan lebar 5,80 m.
Adapun bangunan perwara ketiga berada di utara bangunan induk perwara.
Kondisi bangunan sudah runtuh dan berdenah bujursangkar dengan ukuran panjang dan lebar masing – masing 5,80m.
Melihat bentuk candi yang cukup mungil itu rasanya tidak seimbang dengan adanya beberapa umpak berukuran cukup besar disana.Karena umpak batu itu biasanya digunakan sebagai alas penyangga sebuah bangunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar