Sabtu, 13 Juli 2013

Indahnya Bangunan Masjid Dengan Perpaduan Budaya

Bentuk bangunan masjid ternyata tak hanya berupa bangunan berkubah saja. Tetapi ada juga masjid dengan bangunannya yang berbentuk seperti kelenteng atau tempat peribadatan umat Tri Dharma.
Adalah Masjid Muhammad Cheng Hoo yang  memiliki arsitektur bangunan unik itu .


Tak hanya menggunakan warna-warna yang cerah dan mencolok seperti merah, kuning dan hijau, tetapi masjid itu juga ada yang menggunakan ornamen berupa lampion ala Tiongkok.

Perpaduan budaya Tiongkok, Arab dan Jawa yang diterapkan dalam pembangunan masjid itu menjadikannya tampak unik dan berbeda sehingga juga  menjadi tujuan wisata alternatif dan wisata religi.




1. Masjid Muhammad Cheng Hoo Di Surabaya
Bangunan itu adalah Masjid Muhammad Cheng Hoo yang berada  di dalam area Gedung Serba Guna Persatuan Islam Tionghoa Indonosia ( PITI ) - Jawa Timur.Lokasinya yang berada di dalam kawasan perkampungan membuat keberadaan masjid ini agak terpencil walau terletak hanya berjarak sekitar 1 km dari balai Kota Surabaya.
 
Masjid yang unik ini ukuran dan bangunannya tidak terlalu besar dan hanya mampu menampung 200 jamaah.

 
Namun karena keunikan bentuk dan arsitektur bangunannya, membuat masjid ini menarik untuk dikunjungi.
Masjid ini didominasi oleh warna merah dan kuning. Kubahnya berbentuk seperti pagoda yang mengingatkan pada bentuk bangunan di kelenteng.Di bagian depan masjid terdapat prasasti peresmian masjid ini. Sedangkan di bagian atas pintu masuk masjid bagian depan terdapat papan nama masjid ini dalam tulisan bahasa Indonesia dan tulisan Tionghoa.
 
Pada sisi kanan dan kiri dinding masjid bagian depan terdapat ornamen bertuliskan lafal dalam huruf Arab dan berwarna emas.

 

Di bagian dalam ruangan masjid terdapat mimbar pengimaman yang bentuknya sederhana.
Kesan yang cukup megah dan artistik tampak pada kubah masjid bagian dalam  yang berhias ornamen dan kaca mozaik dalam perpaduan warna yang indah.



Sebuah lampu gantung yang berukuran cukup besar menggantung di bagian tengahnya.

Yang menarik, pada dinding luar yang berada di samping kiri masjid terdapat  relief yang sangat indah. Relief itu menggambarkan sosok Muhammad Cheng Hoo dengan kapal layarnya yang sangat legendaris.
Masjid ini didirikan atas prakarsa para sesepuh, penasehat, pengurus PITI , dan pengurus Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho Indonesia Jawa Timur serta tokoh masyarakat Tionghoa di Surabaya.


Pembangunan masjid ini diawali dengan peletakkan batu pertama pada tanggal  15 Oktober 2001 bertepatan dengan Isra' Mi'raj  Nabi Muhammad SAW. Sedangkan pembangunannya baru dilaksanakan 10 Maret 2002  dan baru diresmikan pada13 Oktober  2002. 

Nama masjid ini merupakan bentuk penghormatan pada Laksamana Cheng Hoo asal Cina yang beragama Islam. Dalam perjalanannya di kawasan Asia Tenggara, Cheng Ho bukan hanya berdagang dan menjalin persahabatan, tetapi juga menyebarkan agama Islam.

______________________________ 

Layanan untuk Web Hosting dan Domain Anda :



 _____________________________

Perpaduan Gaya Tiongkok dan Arab  memang menjadi ciri khas masjid ini. Arsitektur Masjid Cheng Ho diilhami Masjid Niu Jie ( Ox Street ) (Ox Street) di Beijing   yang dibangun pada tahun 996  Masehi
Masjid Muhammad Cheng Hoo berdiri di atas tanah seluas 21 x 11 meter persegi dengan luas bangunan utama 11 x 9 meter persegi. Masjid Muhammad Cheng Hoo juga memiliki delapan sisi dibagian atas bangunan utama.

Ketiga ukuran atau angka itu ada maksudnya. Maknanya adalah angka 11 untuk ukuran Ka'bah saat baru dibangun, angka 9 melambangkan Wali Songo  dan angka 8 melambangkan Pat Kwa (keberuntungan/ kejayaan dalam bahasa Tionghoa).
Gaya Niu Jie tampak pada bagian puncak, atau atap utama, dan mahkota masjid. Selebihnya, hasil perpaduan arsitektur  Timur Tengah  dan budaya lokal yaitu Jawa. Arsitek masjid yang unik ini adalah Ir. Abdul Aziz dari Kota Bojonegoro.

Pada dinding bangunan Gedung Serba Guna PITI terdapat beberapa prasasti tentang masjid Muhammad Cheng Hoo ini yang tertulis dalam bahasa Indonesia, Cina dan Inggris. Ada juga pajangan lselembar kertas putih yang bertuliskan kaligrafi dalam huruf  Tiongkok  karya Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia.  

Selain itu juga terdapat etalase kaca yang menjual souvenir berbentuk kopyah dan peci yang bergambar Masjid Muhammad Cheng Hoo.
2. Masjid Muhhammad Cheng Hoo Di Pandaan 

Lampion umumnya menjadi ornamen dan lampu penerang di kelenteng, tempat peribadatan atau rumah warga berretnis Tionghoa. Tetapi di daerah Pandaan, ternyata ada masjid yang menggunakan lampion sebagai ornamen dan lampu penerangnya.





Masjid itu juga cukup unik karena bentuk bangunannya yang khas ala bangunan kelenteng.
Warnanya juga didominasi oleh warna merah, hijau dan kuning alan warna bangunan kelenteng. Keberadaan masjid itu menjadi masjid kembaran dengan bangunan serupa yang ada di kota Surabaya.

 


Masjid itu bernama Masjid Muhammad Cheng Hoo yang berada di daerah Pandaan , Kabupaten Pasuruan -  Jawa Timur. Lokasinya mudah dijumpai dan dituju karena berada di tepi jalan raya utama pada pertigaan arah menuju Pasuruan, Malang dan Surabaya. Atau sekitar 300 meter dari terminal Pandaan.




Masjid Cheng Ho Pandaan gaya arsitekturnya mengadopsi bentuk dan desain bangunan Masjid Cheng Hoo Surabaya yang telah lebih dulu menjadi ikon pariwisata. tetapi berbeda dengan masjid yang ada di Surabaya yang berukuran kecil dengan lahan yang terbatas, masjid di Pandaan ini justru sebaliknya.





Masjid ini berada di lahan yang sangat luas sekitar 1 hektar dan bangunannya juga sangat besar dan megah.Ukuran keseluruhan masjid dua lantai ini adalah 50 x 50m.


 
Lantai dasar Masjid Cheng Hoo Pandaan digunakan sebagai  ruang pertemuan yang kadang kala juga  disewakan untuk acara petemuan lainnya.

 


Bagi jamaah wisatawan atau musafir  yang ingin tidur sejenak bisa beristirahat di ruang tersebut.Bagi para musafir yang ingin bermalam di masjid itu juga bisa dengan melapor pada petugas jaga dan menitipkan kartu identitas.
  



Masjid Muhammad Cheng Hoo diresmikan pada tanggal 27 Juni 2008 oleh Bupati Pasuruan yang pada saat itu dijabat oleh H.Jusbakir Aldjufri, SH. MM.


Pemberian nama Muhammad Cheng Hoo sebagai bentuk penghormatan dan mengenang pada Muhammad Cheng Hoo, penjelajah dan penyebar agama Islam dari Tiongkok yang sangat legendaris.




Kawasan masjid ini juga dilengkapi dengan deretan toko yang menjual makanan, pakaian, souvenir, buah dan sebagainya.
_______________________________

Layanan untuk Web Hosting dan Domain Anda :
 




 
 Click here : Pasar Hosting 
   ______________________________
  
Sangat menarik menyimak ornamen bentuk desain masjid ini yang merupakan perpaduan budaya Arab, Jawa dan Tiongkok.




Pada sisi depan bagian atas terdapat ornamen yang bertuliskan lafalz Allah. Sedangkan pada atapnya berbentuk seperti atap pada bangunan pagoda. Pada beberapa bagiannya terdapat ornamen berupa lampion dengan pendar dan cahayanya yang khas.

 

Pilar-pilar bangunan berbentuk silinder yang cukup besar dan kokoh.Dinding bangunan umumnya berupa jalusi  atau sekat berronga dan ornamen ukiran yang berwarna emas. Pada bagian tengah di belakang pintu depan terdapat sebuah jam lonceng yang berbentuk klasik.



Melangkahkan kaki menuju ke lantai dua terdapat ruangan sembahyang utama dengan warna dinding yang didominasi oleh warna merah dan putih dengan karpet yang berwarna hijau.

Pilar-pilar pada ruangan utama ini berwarna emas dan  cukup tinggi sehingga mengesankan ruangan sangat lapang dan lega.



Jendela yang bermotif mozaik dan berupa Art Glass memberi tampilan yang cukup indah pada masjid itu. Beberapa jendela itu bertuliskan lafalz-lafalz Islami.



Pada saat senja, malam hari hingga fajar ketika lampu-lampu masjid dan lamion itu dinyalakan, tampak  pemandangan masjid Muhammad Cheng Hoo yang sangat indah.




Dengan keunikannya itu, Masjid Cheng Hoo ini banyak didatangi oleh pengunjung untuk beribadah, beristirahat dan berwisata.

Berada di sana kita bisa menyimak indah dan  harmonisnya perpaduan antara tiga budaya yang berbeda.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar