Api Abadi adalah sebutan untuk semburan api di tengah hutan jati di daerah Bojongeoro. Api itu sangat unik karena tidak pernah padam walau diguyur oleh hujan yang paling deras sekalipun.
Banyak wisatawan yang berkunjung kesana untuk menyimak keunikannya.
Bahkan ada juga yang membakar jagung atau membuat ayam panggang dan ayam bakar dengan memanfaatkan panas dari api itu.
Banyak wisatawan yang berkunjung kesana untuk menyimak keunikannya.
Bahkan ada juga yang membakar jagung atau membuat ayam panggang dan ayam bakar dengan memanfaatkan panas dari api itu.
Api itu adalah salah satu bukti betapa besarnya kandungan gas panas bumi di Bojonegoro.
_____________________________________
___________________________________
Selain api abadi itu juga ada bukti lainnya yaitu adanya penambangan minyak baik secara modern atau tradisional yang juga berada di tengah kawasan hutan jati. Berikut ini saya mengajak Anda untuk ikut menikmati pemandangan yang ada disana.
1. Kayangan Api
Nama Api Abadi juga biasa dikenal dengan nama Kayangan Api yang berada di
Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem.
Lokasi wisata Kayangan Api itu sekitar 28 km arah barat daya dari pusat kota Bojonegoro.
Lokasi wisata Kayangan Api itu sekitar 28 km arah barat daya dari pusat kota Bojonegoro.
Lokasinya berada di dalam hutan dengan
vegetasi utama pohon jati. Selama perjalanan menuju ke Kayangan Api, selain
deretan pohon jati, juga bisa dijumpai aktifitas warga yang sedang mencari
ranting kayu sebagai bahan bakar.
_______________________________________________
Sekitar 75 meter dari gerbang masuk
terdapat sumber api Kayangan Api yang berupa tumpukan batu.
Di sekitar tumpukan batu itu mengeluarkan
lidah api yang menimbulkan hawa panas di sekitarnya dengan mengeluarkan bau
menyengat ala gas elpiji.Sumber api itu dikelilingi dengan
pagar yang terbuat dari besi dengan
bentuk melingkar berdiameter sekitar 8
meter.
Di sekitarnya terdapat empat candi Kelir yang masing-masing candi itu dikawal dengan sebuah patung Dwarapala pada sudut kanannya.
Di sekitarnya terdapat empat candi Kelir yang masing-masing candi itu dikawal dengan sebuah patung Dwarapala pada sudut kanannya.
Di bagian timur sumber api ini terdapat sebuah pohon jati yang cukup besar
dan tinggi . Sesuai dengan legenda tentang Kayangan Api, lokasi sekitar pohon
itu merupakan petilasan yang konon
dulunya menjadi tempat bersemedinya Mpu Kriya Kusuma atau Supagati, seorang
Empu ( pembuat keris ) yang sakti pada masa kerajaan Majapahit.
Di sekitar petilasan ini terdapat situs
purbakala yang pada pertengahan Desember
tahun 2010 telah diadakan penggalian dan penelitian oleh Tim Arkeolog
dari Universitas Indonesia.
Dalam penggalian dan penelitian itu didapatkan penemuan tumpukan batu batu yang berwarna merah yang berukuran cukup panjang dan besar.
Dalam penggalian dan penelitian itu didapatkan penemuan tumpukan batu batu yang berwarna merah yang berukuran cukup panjang dan besar.
Tumpukan batu bata yang terbuat dari tanah
liat itu diduga merupakan bagian bangunan dari pura atau candi dengan
aktifitasnya yang berkaitan dengan Kayangan Api di masa lampau.
Sayang , situs purbakala itu sekarang keadaannya seperti terlantar. Tanpa perawatan dan perlindungan pagar yang khusus, banyak pengunjung yang begitu mudahnya menginjak-injak situs purbakala itu.
Di sebelah barat sumber api sekitar 80
meter terdapat sumber air yang berwarna hijau dan bergelembung yang disebut
dengan nama Sumber air Blekutuk.
Dari bau yang menguar di sekitarnya ,
sumber air itu mengandung belerang. Namun uniknya, air
pada sumber air Blekutuk ini
bersuhu dingin. Berbeda halnya dengan sumber air yang mengandung belerang yang
biasanya bersuhu hangat atau panas.
=====================================================================
Misteri Masjid Jin Yang Indah dan Megah
Wisata Religi Ke Pura Di Jawa Timur
Masjid Muhammad Cheng Hoo Yang Berhias Lampion
Keunggulan Bergabung dan Menulis di Vlog - Vivanews
Jejak Tragedi Gerbong Maut Di Museum Brawijaya
Jejak Kebesaran Sunan Giri Di Gresik
Mahkota Emas Kerajaan Dan Kesultanan Di Nusantara
Patung Budha Yang Indah dan Unik Di Jawa Timur
Kelenteng Dengan Lukisan Kuno Yang Indah
Jejak Budaya Masa Lampau Di Makam Sunan Bonang
Gereja Yang Indah Dan Unik Di Jawa Timur
Merenda Kenangan Di Pantai Pasir Putih Situbondo
Budaya Minum Tuak Di Bumi Ronggolawe
Merajut Kenangan Indah Di Malioboro Yogyakarta
Busana Kerancang Betawi Yang Indah Dan Menawan
Eksotisme Wisata Air Terjun Sri Gethuk
Swastika Ala Nazi Di Kelenteng Kwan Sing Bio
Nuansa Seram Dalam Ritual Sumpah Pocong
Mengenang Gus Dur Di Kelenteng Boen Bio
Menikmati Surabaya Dengan Surabaya Heritage Track
Legenda Kwan Kong Di Kelenteng Kwan Sing Bio
Suharto, Hercules Bergigi Baja Dari Tuban
Masjid Aschabul Kahfie Di Dalam Gua Yang Unik
Megahnya Istana Kaisar Di Kelenteng Kwan Sing Bio
=====================================================================
Break Session :
Baca juga artikel-artikel menarik lainnya di Blog ini dengan Langsung KLIK Link di bawah ini atau kata-kata berwarna Biru lainnya :
Misteri Masjid Jin Yang Indah dan Megah
Wisata Religi Ke Pura Di Jawa Timur
Masjid Muhammad Cheng Hoo Yang Berhias Lampion
Keunggulan Bergabung dan Menulis di Vlog - Vivanews
Jejak Tragedi Gerbong Maut Di Museum Brawijaya
Jejak Kebesaran Sunan Giri Di Gresik
Mahkota Emas Kerajaan Dan Kesultanan Di Nusantara
Patung Budha Yang Indah dan Unik Di Jawa Timur
Kelenteng Dengan Lukisan Kuno Yang Indah
Jejak Budaya Masa Lampau Di Makam Sunan Bonang
Gereja Yang Indah Dan Unik Di Jawa Timur
Bebatuan yang Indah Dan Bercahaya Di Lamongan
Monumen Pesawat Yang Legendaris Di Jawa Timur
Sensasi Memetik Teh Di Kebun Teh Kertowono
Kisah Batu Kodok Di Lamongan
Nasi Boran Yang Khas Dan Nikmat Di Lamongan
Monumen Pesawat Yang Legendaris Di Jawa Timur
Sensasi Memetik Teh Di Kebun Teh Kertowono
Kisah Batu Kodok Di Lamongan
Nasi Boran Yang Khas Dan Nikmat Di Lamongan
Merenda Kenangan Di Pantai Pasir Putih Situbondo
Budaya Minum Tuak Di Bumi Ronggolawe
Merajut Kenangan Indah Di Malioboro Yogyakarta
Busana Kerancang Betawi Yang Indah Dan Menawan
Eksotisme Wisata Air Terjun Sri Gethuk
Swastika Ala Nazi Di Kelenteng Kwan Sing Bio
Nuansa Seram Dalam Ritual Sumpah Pocong
Mengenang Gus Dur Di Kelenteng Boen Bio
Menikmati Surabaya Dengan Surabaya Heritage Track
Legenda Kwan Kong Di Kelenteng Kwan Sing Bio
Suharto, Hercules Bergigi Baja Dari Tuban
Masjid Aschabul Kahfie Di Dalam Gua Yang Unik
Megahnya Istana Kaisar Di Kelenteng Kwan Sing Bio
Mengenang Fenomena Aneh Gadis Kristal Di Tuban
Camilan Ampo Yang Terbuat Dari Tanah
Ongkek Yang Langka Di Museum Kambang Putih Tuban
Dinding Jebol Jejak Pelarian Pangeran Diponegoro
Camilan Ampo Yang Terbuat Dari Tanah
Ongkek Yang Langka Di Museum Kambang Putih Tuban
Dinding Jebol Jejak Pelarian Pangeran Diponegoro
Sumur Gemuling Yang Keramat Di Makam Sunan Bejagung
Misteri Jutaan Ikan Keramat Di Gua Ngerong
Jejak Budaya Kerajaan Majapahit Di Candi Jabung
Aksi Premanisme Di Air Terjun Madakaripura
Ondel-ondel Betawi Yang Unik dan Artistik
Misteri Jutaan Ikan Keramat Di Gua Ngerong
Jejak Budaya Kerajaan Majapahit Di Candi Jabung
Aksi Premanisme Di Air Terjun Madakaripura
Ondel-ondel Betawi Yang Unik dan Artistik
================================================================
2. Penambangan Minyak
Di tengah serbuan operator minyak raksasa dan multinasional di daerah
Bojonegoro - Jawa Timur, ternyata disana ada aktifitas warga setempat
yang menambang minyak secara tradisional. Aktifitas itu telah mereka
lakukan sejak lama dan berlangsung sampai saat ini yang menjadi salah
satu roda penggerak perekonomian warga.
Sangat menarik berkunjung dan menyimak aktifitas penambangan minyak
secara tradisional disana. Sayang pemerintah daerah setempat tak
menyadari potensi wisata yang unik dan langka itu sebagai wisata
andalan. Padahal dengan sentuhan kreatifitas dari pemerintah, aktifitas
penambangan minyak oleh warga itu bisa dikemas menjadi wisata unggulan
mengingat begitu minimnya destinasi wisata di Bojonegoro.
Potensi wisata itu adalah Penambangan minyak Tradisional yang banyak terdapat di salah satu kawasannya yaitu di Desa Wonocolo Kecamatan Kedewan dan desa di sekitarnya.
Para warga menambang minyak di titik-titik sumur minyak peninggalan Belanda.
Dengan berbekal peta Lama yang memuat denah dengan lokasi titik-titik sumur minyaknya, warga dengan bekerja secara berkelompok dan bersama-sama kemudian mencari, menggali dan menambang sumur minyak itu.Sumur-sumur itu dulu memang pernah digunakan dan dioperasikan fungsinya oleh Belanda pada Jaman Penjajahan.
Dengan berbekal peta Lama yang memuat denah dengan lokasi titik-titik sumur minyaknya, warga dengan bekerja secara berkelompok dan bersama-sama kemudian mencari, menggali dan menambang sumur minyak itu.Sumur-sumur itu dulu memang pernah digunakan dan dioperasikan fungsinya oleh Belanda pada Jaman Penjajahan.
Setelah Belanda kalah perang dan sebelum meninggalkan Indonesia, mereka menimbun sumur-sumur minyak itu dengan Tanah karena Belanda tidak ingin bangsa Indonesia menggunakan dan menikmati hasil minyak dari sumur-sumur itu.
Ada sekitar seratusan lebih sumur minyak yang terdapat di daerah Wonocolo ini.
Bentuk penambangan sumur itu sangat khas dengan adanya tonggak-tonggak kayu yang kokoh, Warna Merah dari nyala api pada tungku pembakaran dengan asap hitamnya yang membumbung tinggi .
Proses , pengolahan dan peralatan penambangan minyak itu juga dilakukan dengan sangat sederhana.Dengan menggunakan tenaga mesin dari kendaraan truk yang sudah uzur, minyak mentah yang disebut lantung dan berwarna coklat pekat itu ditimba dengan menggunakan sling baja dan timba besi yang disebut dengan Timbel.
Proses , pengolahan dan peralatan penambangan minyak itu juga dilakukan dengan sangat sederhana.Dengan menggunakan tenaga mesin dari kendaraan truk yang sudah uzur, minyak mentah yang disebut lantung dan berwarna coklat pekat itu ditimba dengan menggunakan sling baja dan timba besi yang disebut dengan Timbel.
Timbel itu berbentuk seperti peluru dengan panjang sekitar 3 meter yang
dilengkapi dengan katup di bagian pucuknya.
Ketika timbel terangkat ke permukaan tanah, petugas yang berjaga di sekitar sumur kemudian menggulingkan timbel itu untuk mengalirkan Lantung ke Bak penampungan.
Ketika timbel terangkat ke permukaan tanah, petugas yang berjaga di sekitar sumur kemudian menggulingkan timbel itu untuk mengalirkan Lantung ke Bak penampungan.
Di Bak penampungan itu, Lantung yang masih bercampur dengan Air
pun mulai memisah antara air dan minyak mentahnya.
Minyak mentah itu tampak berwarna hitam dengan mengumpul dan mengapung di permukaan air.
Minyak mentah itu tampak berwarna hitam dengan mengumpul dan mengapung di permukaan air.
Oleh petugas lainnya, lantung murni itu kemudian diserok dan ditampung
di jerigen-jerigen yang selanjutnya dibawa ke tungku pemanasan.
Di tungku pemanasan itulah dengan melalui proses destilasi atau
penyulingan dengan tingkat panas tertentu, lantung akan menjadi bahan
bakar lainnya seperti bensin, minyak tanah atau solar.
Biasanya penambang akan mengolah lantung itu menjadi solar karena mudah
pemasarannya dan masing-masing titik sumur sudah ada bakul langganan
tetapnya.
Solar hasil dari penambangan minyak tradisional ini banyak diminati oleh para sopir Angkutan Umum yang ingin menekan biaya operasional karena harganya yang lebih Murah dari harga solar di pasaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar