Sabtu, 24 Agustus 2013

Jenazah Utuh Terkubur Puluhan Tahun Di Makam Bejagung


Warga di daerah Tuban - Jawa Timur belum lama ini dihebohkan dengan fenomena jenazah yang tak biasa di kawasan  Makam Sunan Bejagung.

Meski telah dimakamkan sejak 19 tahun silam, jenazah Siti Masrinah warga Desa Penambangan, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban itu ditemukan masih utuh.

Semasa hidupnya masrinah dikenal sebagai pribadi yang gemar bersedekah, membaca Al-Qur’an dan berdzikir kepada Allah. Sabtu (17/08/2013).

Penemuan jenazah tersebut bermula saat pada hari Sabtu tgl 17 Agustus 2013 , panitia pembangunan Masjid Sunan Bejagung membongkar sebanyak 9 makam yang ada di depan masjid . 

Pembongkaran makam itu bertujuan untuk perluasan masjid yang berada di area makam Syekh Asy’ari atau yang lebih dikenal dengan nama makam Sunan Bejagung di Desa Bejagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.


Ketua tim penggali kubur Munasir (50) mengungkapkan, pada saat melakukan penggalian makam Siti Masrinah bersama tiga rekannya terus melakukan penggalian meski mengetahui papan penutup jenazah masih utuh. Mereka kemudian serentak merasa kaget saat mengetahui kondisi kain kafan jenazan Siti Masrimah tidak mengalami kerusakan sama sekali.


Saat ditemukan jenazah itu  masih utuh bersama kain kafannya dan tidak mengalami kerusakan sama sekali. Selain itu juga senantiasa menguar  aroma harum dari jenazah. 
 

Berbeda dengan jenazah lainnya yang sudah dalam keadaan hancur dan kain kafannya rusak


Jenazah Siti Masrinah yang masih utuh tersebut kemudian  langsung diangkat dari dalam kubur dan disemayamkan di Masjid Sunan Bejagung Lor bersama jenazah suaminya RS Sumodijadjo yang makamnya bersebelahan. 


Selain itu juga terdapat  delapan jenazah lain yang juga dibongkar untuk pelebaran masjid itu.Di kawasan itu ada 17 Makam Yang akan digali dan  untuk sementara ini baru 9 makam yang sudah kita gali untuk keperluan pelebaran masjid. Seluruh jenazah akan dipindahkan ke area makam yang ada dibelakang masjid.




Semetara itu Kusnan Hariyadi (61) menantu mendiang Siti Masrinah mengisahkan, selama hidupnya Siti Masrinah merupakan pridadi yang gemar bersedekah, membaca Al-Qur’an dan berdzkir kepada Allah. 

Selain itu, almarhum juga gemar berdzikir dan membaca shalawat. Disamping tidak pernah absen untuk melakukan shalat malam. Fenomena yang tak biasa dan menakjjubkan ini menunjukkan betapa besar kuasa Allah SWT. Dengan jenazah yang tetap utuh walau sudah terkubur cukup lama itu, Dia menunjukkan tentang kuasanya pada hambanya yang bertakwa dan ahli ibadah.


Free Trial 41.000 Movies  + TV  Episode = Amazon Prime 

======================================================================

Dijual Tablet Smartfren New Andromax Tab 7.0 


Hadiah Lomba dari Vivanews. 

Kondisi 100% Baru, Lengkap dan Tersegel.

Harga Penawaran Rp 1,5 juta

Barang Langka - Stock Galeri Smartfren Sudah Kosong Lama

Harga Tablet Smartfren New Andromax Tab 8.0 Rp 2,3 juta

Kontak Agung - 0823 3388 7121

======================================================================



 ====================

===============

Artikel-artikel Menarik lainnya bisa Anda baca 

di Link berikut ini :








Jumat, 23 Agustus 2013

Pentas Kesenian Jaranan Sekar Budaya Di Tuban


Suasana pada malam hari Kamis tgl 22 Agustus 2012 di alun-alun Kota Tuban - Jawa Timur tampak sangat ramai sekali. Suara Gamelan tradisional terndengar sangat membahana.
Di bagian tengah alun-alun terdapat sebuah panggung. Ternyata panggung itu untuk mementaskan kesenian sebagai bagian merayakan dan memeriahkan peringatan Hari Kemerdekaan RI yang ke 68 tahun.Pada malam itu dipentaskan kesenian tradisional Jaranan oleh kelompok kesenian Jaranan Sekar Budaya dari Kecamatan Montong - Kabupaten Tuban.

Kesenian jaranan ini dimainkan oleh beberapa penari pria dengan membawa perlengkapan berupa kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu, dan karakter Barongan ( naga ), Pentulan, Celeng dan  lainnya.

Kisah dalam kesenian jaranan ini  menggambarkan tentang pasukan berkuda Dewi Sekartaji yang hendak melawan Raja Ponorogo. 


Karakter Barongan, Celeng, Pentulan dan atribut didalamnya, sebagai simbol, selama dalam perjalanan menuju Ponorogo yang melewati hutan belantara, pasukan juga dihadang berbagai rintangan, seperti naga, dan hewan hewan liar lainnya.



Nuansa mistis dan magis sangat terasa dalam pementasan kesenian ini. Selain tampak dari berbagai jenis sesajian yang dipersiapkan, juga dari asap kemenyan yang senantiasa menguar selama pertunjukan.



Selain itu juga tampak dari adanya para pemain jaranan yang kerasukan ( trance ). Dalam kerasukan itu, mereka memakan aneka sesajian yang telah dipersiapkan seperti memakan bunga, kemenyan, bara api dan sebagainya.

Pentas kesenian tradisional yang menarik perhatian banyak warga untuk menontonnya itu patus diapresiasi. selain menjadi hiburan bagi warga, juga bisa untuk melestarikan kesenian tradisional jaranan di daerah Tuban yang keberadaannnya cukup langka pada saat ini.


==================================================================


Break Session :


Baca juga artikel-artikel menarik lainnya di Blog ini dengan Langsung KLIK Link di bawah ini atau kata-kata berwarna Biru lainnya :
 
 
  

Swastika Ala Nazi Di Kelenteng Kwan Sing Bio 
Nuansa Seram Dalam Ritual Sumpah Pocong
Mengenang Gus Dur Di Kelenteng Boen Bio 
Menikmati Surabaya Dengan Surabaya Heritage Track 
Legenda Kwan Kong Di Kelenteng Kwan Sing Bio

Suharto, Hercules Bergigi Baja Dari Tuban  
Masjid Aschabul Kahfie Di Dalam Gua Yang Unik 










Tips Jitu Untuk Meningkatkan Traffic Situs atau Blog