Selasa, 08 Mei 2012

Tradisi Minum Tuak Yang Bebas Di Tuban


-->
Tuak adalah Minuman yang berkadar alkohol cukup tinggi dan bisa memabukkan. Warna minuman ini putih seperti susu dan rasanya pahit. 


Terbuat dari getah nira yang disadap dari bunga Siwalan atau Lontar ( Borassus Flabellifer ) ).
Proses pembuatan Tuak hampir sama dengan pembuatan Legen. Pucuk Bunga Siwalan  diiris secara tipis dan getah yang keluar ditampung pada ‘ Bumbung ‘, wadah terbuiat dari ruas bambu panjang 40-50 cm.


Bila pada pembuatan  Legen, bumbung itu harus dicuci bersih, namun untuk membuat Tuak ini Bumbung justru tanpa dibersihkan terlebih dahulu.

 Kotoran yang melekat pada bumbung itulah yang berpengaruh pada proses fermentasi pada air nira sehingga menjadi tuak.



Beberapa pembuat Tuak ada yang menambahkan irisan kulit pohon dari tanaman jambu, juwet atau jamblang, mengkudu atau Pace dan sebagainya. Tujuannya untuk memberi sensasi rasa tertentu pada tuak.


Di Kabupaten Tuban Jawa Timur , minum tuak sudah menjadi tradisi yang berlangsung sejak lama.


Di Bumi Ronggolawe ini di banyak daerahnya baik di tepi jalan raya, gang, lapangan , kebun atau sawah dan sebagainya  bisa dijumpai beberapa warga yang berkumpul bersama untuk menikmati minuman tuak sambil bercengkerama cukup lama. 


Saat minum tuak itu, mereka menggunakan  ‘ Centak ‘ , yaitu gelas yang terbuat dari bambu.

=======================================================================
Break Session :

Tips Jitu Untuk Meningkatkan Traffic Situs atau Blog  


 
 

=================================================================

Sambil minum tuak, mereka juga makan kudapan berupa Camilan ringan atau   ‘ Tambul ‘, yaitu lauk pauk yang dibungkus kecil dengan menggunakan daun pisang. Isi tambul itu bisa berupa belut , jerohan, ‘ Cecek ‘ ( kulit sapi ) yang dimasak dan diolah dengan menggunakan bumbu yang sangat pedas. 


Bahkan beberapa diantaranya da tambul dengan menggunakan daging dari hewan ‘ Nyambik ‘ ( biawak ).


Faktor kesehatan dan kebersihan tak diperhatikan  saat mereka minum tuak itu. Selain lokasi untuk minumnya yang bisa di sembarang tempat, juga karena Centak yang digunakan untuk minum tuak laksana gelas bergilir yang digunakan antar peminumnya.


Walau bisa memabukkan,  Tradisi minum Tuak ini sampai saat ini masih tetap lestari di Tuban. Pihak pemerintah daerah setempat pun bersikap toleransi pada tradisi ini sejauh para penikmat minuman Tuak itu tidak mengganggu ketertiban dan keamanan di daerahnya.

Begitu juga sebaliknya, Para  peminum tuak itu sendiri juga bertoleransi untuk minum Tuak seperlunya saja tanpa sampai membuat mereka mabuk. Dalam hal ini ada pameo yang mengatakan kalau ada orang yang  mabuk dan membuat keonaran saat minum tuak berarti bukan warga Tuban penikmat sejati minuman tuak.




-->
Apalagi ada anggapan bagi mereka bahwa minum tuak itu bisa membantu mencegah dan mengobati penyakit yang berkaitan dengan ginjal. Walau mitos itu belum terbukti kebenarannya dan bahkan bisa bertentangan dengan ilmu kesehatan, dalam kesehariannya banyak warga Tuban yang meminum tuak sebagai minuman suplemen tradisional.

Sebuah tradisi khas Tuban yang entah bisa bertahan sampai kapan.
















3 komentar:

  1. saya punya teman orang Batak,
    dia tiap hari minum tuak, tapi dia minumnya cuma malam saja. Omongnya kalo nggak minum tuak dia nggak bisa tidur.

    Saya fikir ya,,, itu kan karena kebiasaan saja.


    wilujeng ngeblog

    BalasHapus
  2. wah siwalan tuban ini ingat masa smp dulu pernah meminumnya, wah boleh juga nih nyoba lagi..

    mengundang untuk
    Kumpul di Lounge Event Tempat Makan Favorit

    Trims
    Salam Bahagia

    BalasHapus
  3. Mantab.. Kota tuban memang tiada duanya. American style in tuban city..

    BalasHapus