Menyebut nama Lamongan identik dengan dengan nikmatnya kuliner soto ayam dan tahu
campurnya yang nikmat dan lezat. Namun selain itu, Lamongan sebenarnya juga
mempunyai kuliner lainnya yang rasanya juga cukup menggugah selera, yaitu Nasi
Boran.
Nasi Boran merupakan makanan khas Lamongan yang hanya bisa dijumpai di daerah ini saja. Dengan harga yang cukup murah meriah, nikmat dan lezatnya Nasi Boran patut untuk dirasakan.
Sebutan sebagai nasi Boran berasal dari nama Boran, yaitu
tempat wadah menaruh nasinya yang berupa
keranjang terbuat dari anyaman
bambu. Boran berbentuk longkaran di
bagian atas dan persegi di bagian bawah. Keempat sudut di bagian bawahnya
disangga dengan bilah bambu agar tidak bersentuhan langsung dengan tanah atau
alas lainnya.
Harga
Boran itu cukup mahal Rp 60.000 per buah untuk ukuran standar dengan kapasitas
nasi sebanyak 7kg. Boran itu sendiri
harus dipesan secara khusus ke perajin Boran di satu daerah saja di Lamongan
yaitu di Desa Kawotan yang sudah dikenal secara turun-temurun sebagai pembuat
Boran.
Konon, pada masa lampau yang mengawali dan
menjajakan Nasi Boran adalah
ibu-ibu dari Desa Kawotan itu. Mereka
dulunya banyak berjualan secara berkeliling di penjuru kota Lamongan dengan menggendong Boran berisi nasi dan
lauk-pauknya.
Namun saat ini sudah jarang menjumpai ibu-ibu yang berjualan nasi Boran secara berkeliling karena mungkin faktor usia dan tenaga. Mereka lebih memilih untuk berjualan nasi Boran dengan mangkal di tempat-tempat tertentu seperti banyak dijumpai di alun-alun, pasar , depan stasiun dan depan Lamongan Plaza.
Itupun tidak bisa dijumpai setiap saat dalam setiap harinya karena tak jarang dagangan nasi Boran mereka segera habis terjual hanya dalam hitungan beberapa jam saja. Untunglah untuk penjual nasi Boran yang mangkal di depan stasiun dan di depan Lamongan Plaza di Jl. Basuki Rahmad seolah terdiri dari dua shift yaitu shift pagi dan shift sore.
Untuk penjual nasi
Boran pada pagi hari biasanya sudah berjualan sejak ukul
03.00 sampai dengan pukul 10.00
pagi. Untuk pembeli dini hari biasanya
adalah para pedagang, tukang becak, sopir ataupun warga luar kota yang melewati
Lamongan. Sedangkan untuk yang shift sore mulai dari pukul 16.00-pukul 22.00
dengan bergantian penjualnya pada tempat jualan yang sama.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Break
Session :
Baca juga artikel-artikel menarik lainnya di Blog ini dengan Langsung
KLIK Link
di bawah ini atau kata-kata berwarna Biru lainnya :
=================================================================
OLeh-oleh Khas Tuban
Play Group Hidayatullah - Tuban
Taman Kanak-Kanak Integral Hidayatullah - Tuban
Meraup Kesegaran Alami Di Pemadian Bektiharjo
Iklan Pajak Keliru Ala Tuban
Harimau di kelenteng Kwan Sing Bio
Wanita Mini 75 cm dari Tuban
Play Group Hidayatullah - Tuban
Taman Kanak-Kanak Integral Hidayatullah - Tuban
Meraup Kesegaran Alami Di Pemadian Bektiharjo
Iklan Pajak Keliru Ala Tuban
Harimau di kelenteng Kwan Sing Bio
Wanita Mini 75 cm dari Tuban
Foto Gus Dur di Kelenteng Boen Bio
Ikon Ala Nazi di Kelenteng Kwan Sing Bio
Camilan Ampo Yang Terbuat dari Tanah
Menguji Adrenalin di Watu Ondo
Camilan Ampo Yang Terbuat dari Tanah
Menguji Adrenalin di Watu Ondo
Mereka berjualan secara lesehan
dengan mengunakan tikar dan berjejer secara rapi. Makanan ini disajikan dengan menggunakan
alas daun pisang atau kertas Koran Minuman yang disediakan hanya berupa air
minum dalam kemasan gelas plastik saja. Sedangkan untuk jenis minuman lainnya
seperti the, kopi, es campur dipesankan ke
pedagang lainnya yang juga banyak
terdapat di sekitar lokasi.
Harga per porsi nasi boran berkisar Rp 5000-Rp 7000 tergantung lauk-pauk yang dipilih. Ada pilihan telur asin,telur dadar, ayam goreng, cakar ayam, hati dan ampela
ayam, sate udang, sate uretan (bakal
calon telor ayam) , jerohan, ikan kutuk (
ikan gabus) dan ikan Sili yang ditata secara menarik di wadah-wadah plastik yang cukup besar
Untuk ikan Sili sudah jarang
ada karena ikan dari sungai itu musiman dan sudah cukup langka.
Karena langka dan jarang ada itu
membuat harga ikan sili cukp mahal berkisar Rp 120.000-130.000/kg yang terdiri
dari 7-12 ekor tergantung besar atau kecil ukurannya. Karena itu harga nasi
Boran dengan lauk ikan sili pun menjadi
cukup mahal berkisar Rp 15.000-Rp 20.000 per porsinya.
Di luar pilihan lauk-pauk itu,
Nasi Boran sudah lengkap dengan lauk berupa rempeyek kacang atau teri, empog yang terbuat dari
tepung terigu yang dibumbui dan digoreng dan ‘ pletuk ‘ yang terbuat dari nasi
yang dikeringkan atau dari kacang yang kemudian dibumbui dan digoreng.
Disamping karena
menggunakan Boran,adanya ketiga jenis
lauk pauk yaitu empog, pletuk dan ikan Sili itulah yang menjadi kekhasan kuliner
ini. Selain itu juga sambal kuahnya yang cukup pedas namun nikmat dengan
bahan yang terdiri dari terasi, jeruk purut, lengkuas, jahe, cabe rawit yang direbus, parutan kelapa,
bawang merah, bawang, putih, merica, gula dan garam
Belum lagi dengan menggunakan beras mentah yang dihaluskan sebagai pengental kuah. Kuah itu
kemudian di guyurkan ke nasi dan lauk.
.Urapan dari
parutan kelapa, kacang, taoge, kecipir dan daun kangkung atau daun singkong membuatnya cukup unik karena tidak dengan dikukus atau dibiarkan mentah.
Namun dengan dipanaskan menggunakan “
kreweng “ ( pecahan genteng ) yang
dibakar dan dimasukkan ke urapan sehingga menimbulkan asap dan aroma yang khas.
wah maknyuzz..
BalasHapusnitip lapak juragan
BalasHapusmaaf sebelumnya..
http://www.detexsi.com/2015/05/nasi-punel-khas-bangil-kuliner-mantap.html