Salut bercampur
dengan miris dan prihatin. Begitulah kesan yang
terasa menyimak aksi yang dilakukan oleh keluarga asal Semarang ini.
Salut pada semangat
dan keuletan mereka dalam melakukan
aksinya itu. Miris dan prihatin
karena aksi mereka itu mereka lakukan
apa adanya tanpa dilengkapi dengan perlengkapan pengaman diri lainnya.
Jalur dan medan
yang ditempuh pun bisa sangat dekat menjemput
mereka dengan maut mengingat begitu padatnya kendaraan
yang lalu lalang.
Betapa tidak,
Toni ( 32 ) sebagai kepala
keluarga nekad mengajak istrinya yaitu
Siti (30) dan ketiga anaknya yang
umurnya berkisar 6 tahunan berpergian jarak jauh dengan menggunakan
angkutan Becak dan mengayuhnya.
Becak yang idealnya hanya berkapasitas dua penumpang itu
tampak penuh sesak dengan muatan satu orang dewasa dan
tiga Anak-anak.
Tak tanggung-tanggung,
mereka berpergian dengan
menggunakan becak itu dari Semarang menuju ke rumah kerabatnya di Malang
kemudian balik lagi ke Semarang .
Tentu bisa dibayangkan berapa ratus
atau ribuan kilometer perjalanan yang harus mereka tempuh selama pergi
dan pulang itu.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Break
Session :
Baca juga artikel-artikel menarik lainnya di Blog ini dengan Langsung
KLIK Link
di bawah ini atau kata-kata berwarna Biru lainnya :
=================================================================
OLeh-oleh Khas Tuban
Play Group Hidayatullah - Tuban
Taman Kanak-Kanak Integral Hidayatullah - Tuban
Play Group Hidayatullah - Tuban
Taman Kanak-Kanak Integral Hidayatullah - Tuban
Legenda Batu Gajah di Tanah Tuban
Mushola Unik Di Dalam Gua Akbar
Pantai Sowan Yang Indah dan Alami
Rumah Serangga Di Lamongan
Meraup Kesegaran Alami Di Pemandian Bektiharjo
Iklan Pajak Keliru Ala Tuban
Kelenteng Hong Tiek Hian - Surabaya
Harimau di kelenteng Kwan Sing Bio
Wanita Mini 75 cm dari Tuban
Mushola Unik Di Dalam Gua Akbar
Pantai Sowan Yang Indah dan Alami
Rumah Serangga Di Lamongan
Meraup Kesegaran Alami Di Pemandian Bektiharjo
Iklan Pajak Keliru Ala Tuban
Kelenteng Hong Tiek Hian - Surabaya
Harimau di kelenteng Kwan Sing Bio
Wanita Mini 75 cm dari Tuban
Banyak kisah menarik dalam perjalanan mereka itu. Bila
jalur yang dilalui sedang
menanjak, Siti dan anak-anaknya terpaksa
harus turun dari becak untuk meringankan
beban tenaga suaminya.
Selama perjalanan itu mereka beristirahat dan menumpang
tidur di sembarang tempat yang bisa dan diijinkan oleh pemiliknya. Namun umumnya mereka tidur di ruangan istirahat yang ada pom bensin.
Untuk urusan Makanan mereka membelinya secara bungkusan dan kemudian memakannya di tempat yang mereka rasa cukup tenang dan nyaman. Seperti pada tgl 11 April 2012 ketika melewati Jalan Raya di daerah Tasikharjo, Tuban – Jawa Timur untuk menuju ke
Kerasnya
Sedangkan becak teman setia dalam perjalanan mereka parkir tak jauh dari lokasi. Becak itu sendiri meeka hiasi dengan bendera merah putih dan kertas dari kardus yang bertuliskan Keluarga Jarak Jauh Semarang –
Selama perjalanan itu juga tak jarang mereka mendapatkan
bantuan dalam berbagai bentuk dari
beberapa orang yang iba pada mereka.
Baik Pak Toni maupun istrinya mengaku tidak ingat sejak kapan mereka berangkat dari Semarang
menuju Malang ,
sampai di Malang atau berangkat dari Malang . Tetapi yang
mereka ingat hanya meeka berada di rumah kerabat di Malang
sampai dua minggu lamanya baru balik pulang ke Semarang .
Entah sudah berapa hari
yang mereka tempuh selama perjalanan
itu. Mungkin karena untuk
menghemat ongkos perjalanan atau karena faktor lainnya, mereka nekad melakukan aksi itu.
Sebuah aksi yang sebaiknya tidak ditiru oleh yang lainnya karena tanpa perlengkapan pengaman yang memadai, aksi nekad ini tentu mempertaruhkan keselamatan diri dan nyawa keluarga mereka pada maut di jalanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar