Rabu, 11 April 2012

Keluarga Nekad Ala Semarang

Salut  bercampur dengan miris dan prihatin. Begitulah kesan yang  terasa menyimak aksi yang dilakukan oleh keluarga asal Semarang ini.
Salut  pada semangat dan keuletan  mereka dalam melakukan aksinya itu.  Miris dan prihatin karena  aksi mereka itu mereka lakukan apa adanya tanpa dilengkapi dengan perlengkapan pengaman diri  lainnya.
Jalur dan medan yang ditempuh pun  bisa sangat dekat  menjemput  mereka dengan maut mengingat begitu padatnya  kendaraan  yang lalu lalang.
Betapa tidak,  Toni  ( 32 ) sebagai kepala keluarga nekad mengajak  istrinya yaitu Siti  (30)  dan ketiga anaknya  yang  umurnya berkisar 6 tahunan berpergian jarak jauh dengan menggunakan angkutan Becak dan mengayuhnya.
 
 Becak yang idealnya hanya berkapasitas dua penumpang itu tampak  penuh  sesak dengan muatan satu orang dewasa dan tiga Anak-anak.
Tak tanggung-tanggung,  mereka  berpergian dengan menggunakan  becak itu dari Semarang menuju ke rumah kerabatnya di Malang kemudian balik lagi ke Semarang.
 
Tentu bisa dibayangkan  berapa ratus  atau ribuan kilometer perjalanan yang harus mereka tempuh selama pergi dan pulang itu.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Break Session :
Baca juga artikel-artikel menarik lainnya di Blog ini dengan Langsung KLIK Link di bawah ini atau kata-kata berwarna Biru lainnya :

 
 
=================================================================

Banyak kisah  menarik  dalam perjalanan mereka itu.  Bila  jalur yang dilalui  sedang menanjak,  Siti dan anak-anaknya terpaksa harus turun dari  becak untuk meringankan beban tenaga suaminya.
Selama perjalanan itu mereka beristirahat dan menumpang tidur di sembarang tempat yang bisa dan diijinkan oleh pemiliknya.  Namun umumnya mereka tidur di ruangan  istirahat yang ada pom bensin.
 

Untuk  urusan Makanan mereka membelinya secara bungkusan dan kemudian  memakannya di tempat yang mereka rasa  cukup tenang dan nyaman. Seperti  pada tgl  11 April 2012 ketika melewati Jalan Raya di  daerah Tasikharjo, TubanJawa Timur   untuk menuju ke Semarang  , mereka tampak sedang  menggelar tikar untuk sarapan pagi sambil beristirahat  dan menikmati  indahnya Pantai Tasikharjo.

Kerasnya medan dan cuaca yang mereka alami selama perjalanan  itu tak urung menyebabkan  salah satu dari anak mereka yang kembar jatuh sakit dan tampak pucat.

Sedangkan becak teman setia dalam perjalanan mereka parkir tak jauh dari lokasi. Becak itu sendiri  meeka hiasi dengan  bendera merah putih dan kertas dari kardus yang  bertuliskan Keluarga Jarak Jauh Semarang – Malang yang dipasang di bagian depan dan belakang becak.


Selama perjalanan itu juga tak jarang mereka mendapatkan bantuan  dalam berbagai bentuk dari beberapa orang yang iba pada mereka.

Baik Pak Toni maupun istrinya mengaku tidak ingat  sejak kapan mereka  berangkat dari Semarang menuju Malang,  sampai di Malang atau berangkat dari Malang. Tetapi yang mereka ingat hanya meeka berada di rumah kerabat di Malang sampai dua minggu lamanya baru balik pulang ke Semarang.

Entah sudah berapa hari  yang mereka tempuh selama perjalanan  itu. Mungkin  karena untuk menghemat ongkos perjalanan atau karena faktor lainnya, mereka nekad  melakukan aksi itu.

Sebuah aksi  yang sebaiknya tidak ditiru oleh yang lainnya karena tanpa perlengkapan pengaman yang memadai, aksi nekad ini tentu mempertaruhkan keselamatan diri dan nyawa  keluarga mereka pada maut di jalanan.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar