Senin, 29 Juli 2013

Semaraknya Festival Tongklek Ramadhan Di Tuban


Pocong yang satu ini cukup unik dan berbeda. Selain menunjukkan penampakannya pada keramaian pusat kota , mereka juga beraksi secara berkelompok.

Tak hanya itu saja, pocong-pocong itu juga membunyikan berbagi tetabuhan dengan mengelilingi kota Tuban hingga menjelang saat sahur.Walau tampak cukup menyeramkan dengan kostum hantunya itu, aksi dan  penampilan pocong-pocong itu justru tampak menyenangkan. Banyak penonton yang merasa terhiubur dengan aksi mereka. 

Suasana malam hari di Kota Tuban - Jawa Timur tampak semarak oleh aneka bebunyian. 


Bebunyian itu khas ala Bulan Ramadhan karena berasal dari lomba kesenian Tongklek yang diadakan pada hari Sabtu tgl 27 Juli 2013.


Saat itu sedang berlangsung acara lomba Tongklek yang diadakan oleh pemerintah daerah setempat.Lomba ini diikuti oleh 80 peserta dan merupakan lomba tahunan yang telah diadakan untuk ke 14 kalinya.

Acara yang menyediakan beragam hadiah itu berlangsung sangat meriah. Berbagai kostum dan perlengkapan tongklek digunakan oleh para peserta lomba.


Mulai dari perlengkapan yang biasa dan sederhana saja hingga perlengkapan yang membutuhkan dana yang cukup banyak.

Dana itu digunakan untuk membeli kostum para pemainnya, membeli peralatan musiknya  atau membuat ornamen hiasan untuk menarik perhatian juri dan penonton dan sekaligus memeriahkan suasana.
Berbagai bentuk kendaraan hias dengan lampu-lampu yang berkelap-kelip yang ditempatkan pada becak tampak dalam beberapa kelompok peserta lomba Tongklek.

Yang unik dan menarik, ada beberapa  kelompok musik Tongklek yang berdandan ala Pocong.Walau tampak menyeramkan, atraksi mereka cukup menghibur dan memnacing tawa para penonton.

Tongklek adalah kesenian yang menggunakan beraneka peralatan musik. Biasanya tongklek dimainkan oleh sekelompok orang secara berkeliling di kampung untuk membangunkan orang untuk sahur.

Pada awalnya, Tongklek hanya dimainkan dengan menggunakan peralatan musik sederhana yang dibuat dari bambu, galon kosong, timba, gentong plastik dan gentong tanah liat yang dibentuk dan dimodifikasi sedemikian rupa.


Pada perkembangannya, berbagai peralatan musik tradisional kemudian digunakan. 



Musik dan lagu-lagu yang dimainkan juga semakin berragam mulai dari musik tradisional, modern , pop, dangdut dan kontemporer.

Lomba tongklek ini diberangkatkan pada pukul 21.00 dari depan Kantor Pemda Kabupaten Tuban dengan route menyusuri jalanan di kota Tuban.

Warga tampak antusias dengan acara tahunan ini.Sembari menunggu saat untuk sahur, mereka dapat menikmati suguhan atraksi yang menarik dari peserta lomba tongklek.



Artikel-artikel Menarik lainnya bisa Anda baca 

di Link berikut ini :
 

==================================================================


Break Session :

  

Swastika Ala Nazi Di Kelenteng Kwan Sing Bio 
Nuansa Seram Dalam Ritual Sumpah Pocong
Mengenang Gus Dur Di Kelenteng Boen Bio 
Menikmati Surabaya Dengan Surabaya Heritage Track 
Legenda Kwan Kong Di Kelenteng Kwan Sing Bio

Suharto, Hercules Bergigi Baja Dari Tuban  
Masjid Aschabul Kahfie Di Dalam Gua Yang Unik 












Tips Jitu Untuk Meningkatkan Traffic Situs atau Blog

Minggu, 28 Juli 2013

Relief Legenda Tiongkok Di Kelenteng Kwan Sing Bio


Dalam  Tradisi, sejarah dan budaya  Tionghoa, kisah legenda tentang Pat Sian atau Delapan Dewa tentu sudah tidak asing lagi.




Kisah Delapan Dewa  ini diantaranya  juga bisa dijumpai dalam bentuk Relief  di kelenteng Kwan Sing BioTuban , Jawa Timur.

Legenda Pat Sian Kuo Hai (Ba Xian Guo Hai) mempunyai posisi yang cukup penting di dalam sastra dan budaya Cina

 
 
Sehingga  ungkapan "Ba Xian Guo Hai" yang menggambarkan  sekelompok orang yang saling mempertunjukkan keahliannya.



Seperti  ditunjukkan ketika ke delapan dewa beraksi dengan keahlian masing-masing ketika menyeberangi Laut,  menjadi  Kisah Legenda yang cukup populer dalam sastra dan budaya Tionghoa.


 
Pat Sian dianggap sebagai Dewa pelindung berbagai profesi. Misalnya Co Kok Kiu adalah dewa pelindung pemain drama, Han Siang Cu dianggap sebagai pelindung tukang ramal, dan sebagainya. 

 


Dalam berbagai versi, Pat Sian sering dilukiskan hanya berdasarkan pusaka yang dibawa atau dimilikinya.

 Misalnya Li Thi Koay hanya dilukiskan pusakanya saja yang berupa Hu-lu (buli-buli), Lu Tong Pin hanya dilukiskan Pedang  -nya, Sian Kouw hanya dilukiskan bunga teratainya. 


Hal ini terjadi karena pusaka-pusaka tersebut sudah identik dengan pribadi-pribadi dewa yang bersangkutan.



Relief-relief itu dipahat secara Indah dan Artistik di Dinding  dan berukuran cukup besar  yang berada di belakang Ruangan Sembilan Gada Suci .


Atau di depan bangunan Istana Kaisar yang cukup megah di kompleks Kelenteng Kwan Sing Bio

   
  
Di depan ruangan ini terdapat Pilar-pilar dengan ornament dan hiasan berbentuk naga.


Sedangkan di bagian belakang terdapat semacam jalusi atau lubang angin berbentuk Khas dengan hiasan Kaligrafi berbahasa  Tiongkok.


Ruangan ini cukup luas sekitar 40 x 40 meter. Dulunya digunakan sebagai tempat bermalam para pengunjung kelenteng dengan menggelar tikar dan selimut yang disediakan oleh pihak Kelenteng.


Namun sejak adanya bangunan  Gedung  pengganti yang baru dan  megah sebagai tempat bermalam pengunjung kelenteng, ruangan ini seolah berfungsi sebagai ruangan cadangan 
yang multi fungsi. 


 

Di bagian barat ruangan ini terdapat Relief tentang kisah Pat Sian atau Delapan Dewa.

Sedangkan di bagian timur terdapat relief tentang kisah Kiang  Thay Kong bertemu dengan Tjioe Boen Ong.

Sama seperti ornamen-ornamen lainnya di Kelenteng Kwan Sing Bio, relief-relief itu cukup menarik dengan begitu detail dan ekspresif.

  
Keberadaan relief-relief  Kisah Legenda Tiongkok itu seolah semakin menambah pesona keindahan Kelenteng Kwan Sing Bio.


==================================================================


Break Session :

  

Swastika Ala Nazi Di Kelenteng Kwan Sing Bio 
Nuansa Seram Dalam Ritual Sumpah Pocong
Mengenang Gus Dur Di Kelenteng Boen Bio 
Menikmati Surabaya Dengan Surabaya Heritage Track 
Legenda Kwan Kong Di Kelenteng Kwan Sing Bio

Suharto, Hercules Bergigi Baja Dari Tuban  
Masjid Aschabul Kahfie Di Dalam Gua Yang Unik 












Tips Jitu Untuk Meningkatkan Traffic Situs atau Blog