Selasa, 26 Maret 2013

Menyusuri Situs Purbakala Di Tulungagung

Segitiga Emas Purbakala, begitulah ungkapan yang bisa diberikan pada daerah yang bernama  Boyolangu di Tulungagung - Jawa Timur. Pasalnya, di daerah yang berjarak sekitar 8 km dari pusat kota ini banyak terdapat bangunan dan situs  purbakala.
Sebagai jejak peradaban masa lampau dengan berbagai kisah dan pesona keindahannya, bangunan dan situs purbakala itu juga menjadi destinasi wisata alternatif. 
_____________________________________ 
 
___________________________________

Walau beberapa diantaranya dalam keadaan yang sudah tidak utuh lagi, toh tak membuat surut pengunjung untuk berwisata  kesana.

1. Candi Gayatri 
Mendengar nama Gayatri tentu identik dengan nama seorang wanita yang cantik sebagaimana Dewi Gayatri. 


 
Tetapi  Gayatri yang satu ini adalah nama sebuah arca dan sekaligus juga nama Candi di dusun Boyolangu, kelurahan Boyolangu, kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Lokasinya sekitar 1 km dari jalan raya dan berada di tengah perkampungan.




Candi ini menghadap ke arah barat dan ditemukan pada tahun 1914 dalam keadaan tertimbun tanah Karena itu Candi Gayatri ini juga disebut dengan nama Candi Boyolangu. Pada bagian tangga batu candi ini terdapat tulisan angka 1289 Ç (1367 M) dan 1291 Çaka (1369 M).

Diduga tulisan angka tahun itu kemungkinan dipakai untuk menandai tahun pembuatan dari Candi Gayatri, yaitu pada zaman kerajaan Majapahit.




Di dalam kawasan candi ini terdapat satu candi induk dan dua candi perwara di sebelah selatan dan utaranya. Candi induk berukuran 11,40 m x 11,40 m.

Di dalamnya terdapat arca Gayatri , yaitu arca wanita perwujudan dari ratu Sri Rajapatni, nenek dari raja Hayam Wuruk.Arca itu berukuran panjang 1,1 m, lebar 1 m dan tinggi 1,2 m.


Arca Gayatri itu bertatahkan cukup halus dan rapi. Sayang kepala arca ini tak berbekas dan hilang entah kemana .
______________________________________________ 

   


_______________________________________________


2. Candi Sanggrahan
 
Dari Candi Gayatri saya kemudian melanjutkan perjalanan menuju ke lokasi berikutnya yaitu Candi Sanggrahan. Jaraknya sekitar 1,5 km dari Candi Gayatri dengan melewati kawasan  Pasar Boyolangu. candi ini   berada di Dusun Sanggrahan , Desa Sanggrahan.



 


Candi Sanggrahan  berada pada daerah  pemukiman yang cukup subur. Tediri dari  tiga bangunan,yang sayangnya  masing – masing sudah tidak utuh lagi karena runtuh pada beberapa bagiannya.




Candi Sanggrahan merupakan Kompleks  percandian dengan  terdiri atas sebuah bangunan induk. Bangunan Utama  yang hanya tersisa bagian tengah dan bawahnya saja  ini berukuran panjang 12.60m lebar 9.05 m tinggi 5.86 cm.




Bangunan ini terdiri atas empat Tingkat yang masing – masing berdenah bujur sangkar dengan arah Atap menghadap ke Barat. Selain itu juga ada dua bangunan kecil lainnya  yang berada di sebelah  Timur


Bahan yang digunakan dalam pembangunanya adalah Batu Bata dengan kombinasi batu andesit pada beberapa bagiannya.





Pada dinding batu andesit itu terdapat beberapa Relief bergambar satwa Harimau. Ada juga beberapa panil relief yang Polos tanpa Gambar apapun.
Yang menarik, candi Sanggrahan ini berada pada bangunan datar yang terbuat dari batu bata. Sehingga untuk menuju ke bangunan candi utama harus dengan meniti tangga yang juga terbuat dari batu bata.


3. Situs Gua Pasir
Ketika mendengar nama Gua Pasir di Tulungagung – Jawa Timur, benak saya tertuju pada sosok gua yang ada di daerah berpasir, ada pasir di dalam gua atau apapun yang berkenaan dengan pasir sebagai bahan material Bangunan.


 Namun anggapan itu ternyata runtuh ketika berkunjung ke Gua Pasir ini.
Ternyata tak ada pasir sama sekali di gua itu. Letaknya juga tidak pada daerah yang berpasir. Justru letaknya ada di dalam hutan dengan banyak tebing berbatu besar. Gua Pasir juga tidak seperti sosok gua pada umumnya yang memiliki banyak Lorong-lorong di dalamnya.
Lokasi Gua Pasir cukup dekat. Sekitar 10 km ke arah timur dari Pusat Kota Tulungagung, Jawa Timur.Akses Jalan kesana juga cukup bagus dan lancar.Secara administratif, Gua Pasir terletak di dusun Pasir, desa Junjung, kecamatan Sumbergempol – Tulungagung.Karena tak ada petugas yang memandu, saya mencoba mencari lokasi Gua Pasir itu dengan mengikuti dan  saja jalur berbatu itu yang ada.
Di sekitar lokasi ini terdapat sebuah makam kuno yang oleh warga setempat disebut dengan Makam Mbah Bodho. Yang menarik, di depan makam kuno ini ada beberapa Arca, umpak, Miniatur bangunan, Padma dan batu-batu kuno yang sayang bentuknya banyak yang tidak utuh. 
Cukup susah juga melewati jalur lereng berbatu itu. Tanpa ada pegangan dengan susunan bebatuannya yang tidak rapi. Masih Alami memang. Namun terasa merepotkan bagi yang tidak biasa melewati jalur dengan banyak bongkahan batu besar. Ternyata lokasinya cukup tinggi sekitar 80 meter dan berada di Tebing batu karst.Untuk menuju ke sana tentu harus melewati jalur berbatu itu dengan berpegangan pada celah-celah tebing. 
Rasa was-was dan tegang sangat terasa ketika melewati undak-undakan kecil itu. Selain tak ada pegangan, lebar pijakan undak-undakan itu juga tak ada hanya sekitar 25 cm. Sungguh sangat berresiko karena bisa terjatuh kalau melangkah dengan tidak ekstra hati-hati. Setelah sesekali menarik nafas dan beristirahat, akhirnya sampai juga di depan lubang gua.
 =====================================================================


Break Session :

Baca juga artikel-artikel menarik lainnya di Blog ini dengan Langsung KLIK Link di bawah ini atau kata-kata berwarna Biru lainnya :

Misteri Masjid Jin Yang Indah dan Megah
Wisata Religi Ke Pura Di Jawa Timur  
Masjid Muhammad Cheng Hoo Yang Berhias Lampion 
Keunggulan Bergabung dan Menulis di Vlog - Vivanews   
Jejak Tragedi Gerbong Maut Di Museum Brawijaya
 
Jejak Kebesaran Sunan Giri Di Gresik
Mahkota Emas Kerajaan Dan Kesultanan Di Nusantara



Patung Budha Yang Indah dan Unik Di Jawa Timur 
Kelenteng Dengan Lukisan Kuno Yang Indah  
Jejak Budaya Masa Lampau Di Makam Sunan Bonang

Gereja Yang Indah Dan Unik Di Jawa Timur 



 




================================================================

Sambil menarik nafas karena beratnya medan yang dilalui bisa dengan mengamati keadaan gua Pasir. Dari ketinggian Gua Pasir ini kita dapat menebarkan pandangan menikmati panorama alam Desa Junjung dan sekitarnya.
Ternyata Gua Pasir itu hanya berupa lubang ceruk besar yang dipahat pada lereng batu besar. Tak ada lorong-lorong panjang yang saling menghubungkan di dalamnya seperti gua pada umumnya. Mulut gua mengarah ke timur laut dengan ukuran panjang 430 cm, lebar 190cm dan dalam ceruk 150 cm.
Yang menarik , di dalam ceruk itulah terdapat relief dalam tiga bagian . Di bagian tengah ceruk tampak relief seorang pria yang sepertinya sosok seorang raja, bangsawan atau kesatria dengan didampingi wanita. 
Sedangkan di bagian kiri dan kanan ceruk juga terdapat Relief bergambar seorang pria gendut yang berbibir tebal dan bersorban sedang berpelukan dengan seorang wanita yang mengenakan perhiasan giwang dan kalung yang cukup besar sedang bertelanjang dada. Pada relief di bagian kiri sosok wanita itu tampak meremas payudaranya sendiri.
Tampaknya relief itu menggambarkan mereka sedang bercumbu. Pada latar belakang relief-relief itu tampak seperti hiasan-hiasan berbentuk lonceng atau genta untuk beribadah dan bentuk gunungan pada wayang kulit.Saat menuruni kembali jalur berbatu itu, saya menjumpai formasi bebatuan yang bentuknya menyerupai kura-kura raksasasa lengkap dengan karapas ( tempurung ).
4. Candi Mirigambar 
Sebenarnya di sekitar Situs Gua Pasir itu masih terdapat banyak situs purbakala lainnya. Tetapi karena lokasinya yang berada di daerah perbukitan dan untuk menuju ke lokasinya harus dengan mendaki perbukitan yang cukup terjal itu sedangkan stamina saya sudah banyak terkutas di Gua Pasir, akhirnya saya menuju ke lokasi berikutnya yaitu Candi Mirigambar. 
 Sepintas, candi ini kurang begitu menarik karena bentuk bangunannya yang tidak begitu jelas dan ukurannya juga cukup kecil. Tetapi begitu kita menyimak bangunan candi itu dengan seksama, ternyata di candi itu banyak terdapat keindahan yang terdapat pada relief-reliefnya.


Candi itu adalah Candi Mirigambar yang berada  di Dusun Mirigambar Desa Mirigambar Kecamatan Sumbergempol. ada sebuah bangunan candi bernama Candi Mirigambar. Bila dilihat sepintas memang tak ada yang menarik dari Candi Mirigambar yang berlokasi di dekat perkampungan dan persawahan itu.



Bentuk bangunannya cukup kecil dengan keadaan beberapa bagian bangunannya tampak seperti mau ambruk saja. Disamping juga karena banyaknya lumut dan jamur di susunan batu candinya yang terbuat dari batu bata merah.



Namun jika mengamati relief-relief di dinding candi itu, ada yang menarik perhatian dengan adanya beberapa relief bergambar satwa seperti kelinci, anjing, burung, singa, dan udang. Konon, relief bergambar udang di Candi Mirigambar itu cuma ada di candi ini dan merupakan satu-satunya diantara candi-candi di Indonesia.



Ada juga beberapa relief sosok pria seperti seorang raja, ningrat atau keturunan bangsawan entah itu siapa yang dikelilingi oleh sosok lainnya semacam pembesar di kerajaan. Relief pria ningrat itu juga tampak menghiasi di bagian depan kaki candi sebelah kanan dan kiri. 




Relief perahu yang didayung beberapa pria juga menghiasi dinding candi Mirigambar. Entah apa makna dan hubungan relief sosok pria dan yang lainnya itu dengan relief aneka satwa yang ada. 




Warga setempat menganggap relief-relief itu sebagai adegan dalam kisah Angling Darma. Sementara ada ahli sejarah yang berpendapat bahwa relief-relief itu berkisah tentang kisah Panji yang bisa dikenali karena memakai ' tekes ' ( blangkon ), bertelanjang dada dan memakai penutup kain pada bagian bawahnya.

Sayang, ada tiga panel relief candi yang hilang karena dijarah pencuri. Termasuk relief bergambar kelinci dan  hanya meninggalkan lubang bekas penjarahan saja.Tentang candi ini ada sebuah laporan dari Belanda tahun 1915 yang menyebutkan bahwa kondisi candi tidak jauh beda dengan sekarang. Berdasarkan foto dari N.J.Krom, bagian timur candi sudah rusak namun masih terdapat relief.


Ada gapura masuk yang lebih tinggi, dengan beberapa relief di kaki candi yang masih ada dan masih utuh. relief bergambar kelinci dan juga pilaster bergambar garuda masih terdapat di beberapa sudut candi.


Artikel-artikel Menarik lainnya bisa Anda baca 

di Link berikut ini :








 
  



3 komentar: