Bangunan pondok pesantren itu tampak berdiri megah di tengah perkampungan. Warga setempat menyebutnya sebagai Masjid Ajaib atau Masjid Tiban karena bentuknya yang seperti masjid dengan ornamen kubah dan hiasan tulisan arab seperti yang ada di masjid.
Ada banyak keunikan dan keindahan pada bangunan ini yang menjadikan
wisatawan berdatangan setiap hari untuk melihat dan menikmati pesona
keindahannya.
Apalagi gedung pondok pesantren itu sangat besar, luas dan megah karena terdiri dari 11 lantai.
====================
Baca juga dan Klik artikel menarik berikut ini :
Apalagi gedung pondok pesantren itu sangat besar, luas dan megah karena terdiri dari 11 lantai.
Masjid Ajaib itu ada di daerah Turen , Kabupaten Malang - Jawa Timur. Nama bangunan itu selengkapnya adalah Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah (Bi
Ba’a Fadlrah). Nama yang cukup panjang yang mempunyai makna Laut Madu
atau " Fadilah Rohmat ".
Berada di tengah kawasan perkampungan, kemegahan bangunan ini segera
tampak dari kejauhan. Memasuki kawasan pondok terdapat pintu gerbang dan
bangunan pondok pesantren yang sangat megah dan unik dengan berbagai
ornamennya yang didominasi dengan warna putih,biru dan emas.
Sebelum memasuki kawasan pondok, setiap pengunjung atau rombongan harus
lapor dulu ke pos petugas di Halte 1 yang berada di sebuah bangunan
unik yang berwarna oranye di belakang gerbang untuk mendapatkan lembaran
berupa izin masuk kawasan pondok.
Begitu pula bila pengunjung hendak pulang dan keluar harus melapor ke
pos petugas di Halte II yang berada di bagian belakang pondok.
Kesemuanya secara gratis tanpa ada tiket masuk atau permintaan
sumbangan . Kalau pun ada kotak untuk menerima sumbangan jumlahnya tak
lebih dari 5 buah yang digunakan untuk pendanaan perawatan dan listrik
saja.
Keadaan itu tentu sangat berbeda halnya dengan yang ada di kawasan Gua
dan Masjid Perut Bumi yang di Tuban dimana setiap pengunjung atau
rombongan disodori buku permintaan sumbangan.Belum lagi banyaknya kotak
sumbangan yang menghiasi setiap lorong yang dilalui.
Rasa decak kagum terasa tiada henti saat menyusuri dan memasuki pondok
pesantren yang indah ini. Di dalamnya banyak terdapat ruangan dengan
berbagai ornamen dan hiasan yang sangat indah dan artistik seperti
Ruangan Aula, Ruangan Aquarium, Ruangan Ndalem dan sebagainya.
Untuk menuju ke ruangan-ruangan itu dengan menaiki dan menuruni tangga
yang cukup banyak jumlahnya mengingat gedung ini terdiri dari 11 lantai.
Walau dilengkapi dengan tanda petunjuk arah jalan, tetap saja ada
banyak pengunjung yang kebingungan menyusuri tangga-tangga itu.
Ada tiga kemungkinan saat menyusuri ruangan-ruangannya yaitu tangga yang
buntu, tangga yang memutar menuju ke lokasi yang sama kembali atau
tangga menuju ke lokasi yang berikutnya.Beberapa lantai dilengkapi
dengan lift yang khusus diperuntukkan bagi tamu-tamu istimewa.
Diantara ruangan-ruangan itu ada yang berhiaskan pepohonan besar yang
dibuat dari semen dengan hiasan dedaunan dan bunga-bunga dari plastik.
Ada juga yang berhiaskan ala bebatuan di dalam gua. Yang unik, pada
Lantai 7-10 terdapat banyak stand yang menjual berbagai jenis dagangan
seperti makanan, pakaian, souvenir dan sebagainya.Bahkan pada puncak gedung terdapat taman yang disebut dengan nama
Pegunungan lengkap dengan berbagai jenis tamanan, ornamen bebatuan dan
kubah-kubah. Ada juga tiga ekor monyet liar yang dirantai di pilar-pilar
yang ada disana.
Pondok Pesantren ini konon mulai dibangun pada tahun 1978 oleh Romo
Kiai Haji Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam, atau
yang akrab disapa Romo Kiai Ahmad.
Begitu pula dengan artsitek dari pembangunan ponpes ini bukanlah
seseorang yang belajar dari ilmu arsitektur perguruan tinggi. Tetapi
merupakan hasil dari istikharah ( Petunjuk Allah ) yang diperoleh
pemilik pondok, KH Achmad Bahru Mafdloludin Sholeh.
Karena itu,
bentuk bangunannya menjadi sangat unik karena seperti perpaduan arsitektur bangunan yang ada di Timur Tengah, China dan
bangunan modern. Untuk pembangunannya itu pun tidak menggunakan alat-alat berat dan
modern seperti halnya untuk membangun gedung bertingkat.
Semuanya
dikerjakan oleh para santri
yang berjumlah 250 orang dan beberapa penduduk di sekitar pondok. Romo
Kiai sudah mulai membangun pondok dengan material apa adanya. Misalnya
bila
waktu itu adanya material berupa batu merah saja maka batu merah
itulah yang dipasang dengan luluh (adonan) dari tanah liat dan semen.
Pondok pesantren ini berada di areal seluas 4 hektare dan
kira-kira baru 1,5 hektare dari luas tanah itu yang digunakan untuk
bangunan utamanya. Tentu bisa dibayangkan betapa luasnya kawasan pondok pesantren ini.
Di akhir kunjungan, pengujung diminta mengisi pendapat tentang ponpes
ini. Berbagai komentar pun ada, yang kebanyakan menyatakan kekaguman
akan kemegahan dan kemewahan bangunan ponpes ini. Bahkan ada yang
mengaku tersentuh hatinya ketika memasuki sebuah ruangan. Luar biasa !!
( Artikel lanjutan tentang Pondok Pesantren yang indah ini segera saya tuliskan dalam artikel berikutnya di blog ini juga. )
====================
Baca juga dan Klik artikel menarik berikut ini :
Jenazah Utuh Dimakamkan 35 Tahun Di Tuban
Main Game = Dapat Dollars
Jenazah Utuh Dimakamkan 35 Tahun Di Tuban
Main Game = Dapat Dollars
di Link berikut ini :
Wisata Religi DiMasjid Ajaib Yang Indah Dan Unik Di Malang
BalasHapus