Sabtu, 01 September 2012

Gereja Merah Yang Kuno Dan Unik Di Probolinggo


Gereja Merah, begitulah  warga di  Kota  Probolinggo – Jawa Timur menyebut bangunan ini.

Sesuai dengan namanya, bangunan tempat beribadah umat Kristiani itu memang berwarna merah pada semua bagiannya.


Selain warnanya yang tampak mencolok, keindahan bangunan dengan arsitekturnya yang indah dan  unik ini tentu memancing siapa saja yang melintas di Jalan Suroyo di kota Mangga ini.

 
Gereja Merah itu bernama lengkap  Gereja Protestan Indonesia Barat ( GPIB ) Immanuel. Selain dikunjungi oleh para umatnya, selama ini  Gereja Merah  juga sering dikunjungi oleh wisatawan dari nusantara dan mancanegara. 

 
 Wisatawan dari  mancanegara itu umumnya berasal dari Belanda.Mereka ingin mengetahui dan menyimak tentang pesona keindahan dan sejarah Gereja Merah. Gereja ini dibangun pada tahun 1862.

Gereja Merah yang struktur bangunannya sebagian besar terbuat dari besi baja ini dulu memang dibuat dan dirancang di Belanda. Setelah jadi, struktur bangunan dengan system bongkar-pasang (knock down) itu kemudian dikapalkan ke Probolinggo.

 Sesampai di Probolinggo, struktur bangunan itu dirangkai kembali menjadi bangunan gereja.
Pada masa lampau ,  dinding gereja berupa papan kayu biasa. Karena tidak rata , dalam perkembangannya dinding kayu itu kemudian  dilapisi dengan kayu lapis.
 
Yang unik, di  dunia hanya ada dua gereja yang  bentuknya seperti ini, yaitu  satu di Denhaag, dan  yang satunya  lagi di  Gereja Merah  -  Probolinggo ini .Gereja merah ini dibangun oleh Pendeta Pati Rajawane, berdiri pada masa Belanda di bawah kepemimpinan Bupati Meijer, Bupati Probolinggo pertama.


 
Gereja Merah menempati lahan yang cukup luas dengan terdapat taman di sekitarnya.  Ornamen di bagian luar gereja tampak klasik dan bernuansa warna merah. Begitu juga dengan ornamen-ornamen yang ada di ruangan di  bagian dalamnya.

Di dalam ruangan gereja terdapat  sebuah Mimbar yang berbentuk piala dan  biasa digunakan dalam sakramen perjamuan kudus. Selain itu juga tedapat Cawan yang berukuran  kecil yang digunakan untuk meletakkan air baptisan pada sakramen Baptis.

 
 Cawan itu  juga terbuat  dari baja, sehingga karena berat menyebabkan benda itu  tidak mudah digeser oleh satu orang saja. 

 Tutup cawan itu sendiri  bisa dibuka untuk mengambil air baptis yang sudah dipersiapkan. Jika sedang tidak digunakan untuk melakukan sakramen baptis, cawan itu dibiarkan dalam keadaan kosong.

 Di altar gereja tua itu tertera tulisan ”Gebouwd Anno 1862”  yang berarti dibangun tahun 1862.

Tangga yang  menuju di balkon yang ada di Gereja Merah ini juga beberntuk menarik. Untuk Balkon biasanya digunakan sebagai tempat paduan suara gereja menyanyikan doa dan lagu-lagu pujian. 

 Warna merah pada gereja ini ternyata memiliki makna simbolis dari warna darah sebagai bentuk pengorbanan Yesus Kristus kepada umatnya.

Dengan keunikan bangunan dan kisah sejarahnya, Gereja Merah ini menjadi salah satu dari banyak bangunan kuno yang indah  dan bersejarah yang ada di sepanjang ruas jalan menuju ke alun-alun Kota Probolinggo. 

 

4 komentar:

  1. Terima kasih atas visitnya ya, Sist.

    BalasHapus
  2. bupati pertama probolinggo itu Joyo Lelono -_-
    bukan Bupati Meijer -_-

    BalasHapus
  3. mas, gereja ini bukan dibangun oleh pendeta Pattirajawane ya.... saya jemaat di sana. dan ini keterangan Opa saya waktu dia masih hidup yang saya presentasikan tika penjurian Raka-Raki Jawa Timur. >>> https://bonx.wordpress.com/2011/09/20/gpib-immanuel-probolinggo/

    BalasHapus