Minggu, 02 Desember 2012

Sembahyang Umat Hindu Di Gunung Kelud


Ribuan umat Hindu di Kediri – Jawa Timur pada pagi itu tampak mendatangi kawasan wisata Gunung Kelud. 

Mereka berkumpul di daerah sekitar anak Gunung Kelud untuk melakukan ritual persembahyangan yang dilakukan bersamaan dengan acara ritual Larung Sesaji.


Kegiatan sembahyang umat Hindu itu cukup menarik. Apalagi dengan menggunakan latar depan berupa panorama anak Gunung Kelud, menjadikan kegiatan peribadatan itu sangat eksotis bagi wisatawan lainnya.

 
Suara tetabuhan ala gamelan Bali yang dimainkan oleh beberapa remaja pria terdengar hingar-bingar disana. 
  
Pada salah satu tempat yang datar di tepi akses tangga menuju ke anak Gunung Kelud itu tampak dua buah bangunan kecil yang terbuat dari bambu.Bangunan itu berfungsi sebagai altar dan menjadi bagian perlengkapan umat Hindu dalam melakukan ibadahnya. Berbagai sesajian dan perlengkapan ibadah lainnya memenuhi altar itu.

Suasananya menjadi khas Bali dengan adanya berbagai sesajian dan hiasan dari daun kelapa.
Sesajian itu berupa berragam jenis bunga, buah-buahan, rokok, lembaran uang kertas telur, dan lauk pauk berupa daging ayam panggang dan sebagainya.Begitu pula dengan pakaian yang dikenakan oleh mereka.

Di dekat altar itu tampak umat Hindu yang berkerumun mengelilingi seorang pemuka agama Hindu  yang berpakaian serba putih yang mempercikkan tirta suci kepada umatnya.Setelah melakukan sembahyangan di altar itu dengan menghadap ke arah anak Gunung Kelud, umat kemudian menuruni tangga untuk menuju dan mendekat ke lokasi di bagian bawah anak Gunung Kelud.

Cukup menarik ketika menyaksikan diantara Umat Hindu itu ada ibu-ibu yang berusia lanjut namun tetap antusias dan bersemangat dalam menuruni dan menaiki tangga yang jumlahnya mencapai ribuan itu. 

 
Di bagian bawah anak Gunung Kelud itu mereka juga melakukan ritual sembahyang  lagi. Mereka juga memberikan  beraneka sesajian yang di letakkan di bongkahan batu-batu besar.

 Sayang sesajian itu tak bertahan lama karena menjadi rebutan oleh wisatawan lainnya. Mungkin bagi mereka sesajian itu berarti rejeki nomplok bagi mereka yang bisa mengisi perut mereka.

Kegiatan sembahyang di Gunung Kelud ini juga menjadi ajang berkumpul, bertemu dan silaturahi antar umat Hindu. Sambil menikmati keindahan panorama alamnya, mereka tentu tak lupa untukberfoto ria mengabadikan kenangannya bersama keluarga.

Karena begitu luasnya kawasan wisata ini dengan menuruni banyak anak tangga, banyak diantara mereka yang beristirahat dan bercengkerama di bawah rimbunnya pepohonan.

---------------------------------------------------------------------------------------------------

Break Session :

Baca juga artikel-artikel menarik lainnya di Blog ini dengan Langsung KLIK Link di bawah ini atau kata-kata berwarna Biru lainnya :
  









================================================================



Keberadaan Gunung Kelud ini sangat penting arti dan peranannya bagi Umat Hindu . Sama seperti pada gunung-gunung lainnya, Umat Hindu menjadikan gunung Kelud sebagai bagian dari alam semesta yang perlu dihormati dan dijaga harmonisasinya dengan makhluk lainnya.

Gunung dan tempat matahari terbit merupakan kiblat bagi umat Hindu menundukkan kepala kepada Hyang Widhi. Karena gunung dikenal dengan sebutan Acala Linggaِ, yang berarti tempat Tuhan yang tidak bergerak. Umat Hindu meyakini, gunung adalah linggih (tempat) Hyang Widhi.
 
Di Pulau Jawa, Gunung Semerulah yang dianggap paling tinggi oleh umat Hindu sejak zaman dulu. Sedang di Pulau Bali Gunung To Langkir atau Gunung Agung merupakan linggih Hyang Widhi (Siwa). Di pura, bangunan meru ( bangunan yang tertinggi) juga dilambangkan sebagai gunung. Kata meru mengingatkan kita kepada Gunung Mahameru dan Semeru.

Selain dianggap Acala Lingga, gunung mempunyai arti penting bagi umat Hindu karena memberikan kemakmuran. Dengan hutan dan tanahnya yang subur, gunung berfungsi menyimpan air hujan lalu sedikit demi sedikit dialirkan melalui sungai.
  
Sehingga hampir sepanjang tahun manusia bisa menikmati aliran sungai yang tidak henti-hentinya mengalir baik untuk diminum maupun untuk mengairi sawah. Karena itu gunung bisa disebut waduk ciptaan Tuhan.

Maka wajar dan sepatutnyalah kalau umat Hindu menghadap ke gunung dalam bersembahyang, karena dari sanalah Tuhan menyampaikan anugrah. 

Melalui gunung pula umat Hindu menyampaikan rasa terimakasih.Perwujudan rasa hormat itu, tampak pula pada etika yang hidup dalam masyarakat Hindu.Arah kaja (utara) dianggap sebagai hulu. Kata kaja berasal dan kata ke adya yang berarti ke gunung (adya artinya gunung). 

Kata utara berasal dan urat kata udyang artinya menonjolِ atau menjulangِ. Yang dimaksud dengan menjulangِ dalam hal ini adalah tanah yang menjulang tinggi atau gunung. Sedangkan kelod (selatan) berasal dan kata ke lautِ dan dianggap sebagai hilir.


Dalam masyarakat, lebih-lebih di pegunungan, posisi tidur juga diatur dengan norma atau etika berdasarkan letak gunung.
  

Pada saat tidur, kepala berada di arah gunung, karena gunung dianggap sebagai hulu atau kepala. Di beberapa daerah, dalam menguburkan mayat, letak kepala si mayat harus ada di arah gunung.
 
Sebuah ritual sembahyang yang juga merupakan tradisi dan budaya umat Hindu di Gunung Kelud yang sangat menarik dan eksotis.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Artikel menarik lainnya tentang  Gunung Kelud itu  bisa Anda baca dengan Langsung Klik Link-link berikut ini : 


----------------------------------------------------------------




1 komentar: