Senin, 10 Desember 2012

Jejak Perjuangan Bangsa Di Monumen Jalesveva Jayamahe

Monumen itu tampak berdiri dengan gagahnya. Monumen yang menggambarkan sosok Perwira TNI Angkatan Laut dengan   berpakaian lengkap (Tenue PDU I) dan mengenakan pedang kehormatan sedang menatap ke arah laut. Dengan nuansa yang berwarna agak kehijauan menjadikan monumen ini seolah bercahaya karena pendaran sinar yang mengenai permukaannya. Semakin menambah kemegahan monumen itu.

Monumen itu adalah Monumen Jalesveva Jayamahe yang juga biasa disebut dengan nama Monjaya. Monumen ini merupakan “tetenger” dilaksanakannya tongkat estafet dari generasi baru untuk menyelesaikan tugas kepada generasi berikutnya. 

 
Bangunan yang berada di kawasan Markas Komando RI Armada Kawasan Timur - Ujung Surabaya dan di  sebelah barat dermaga Madura ini, juga dapat di gunakan sebagai menara lampu pemandu (mercusuar) bagi kapal-kapal yang berlayar di sekitarnya.

Tak mudah untuk bisa berkunjung ke lokasinya karena merupakan kawasan militer sehingga membutuhkan perizinan yang cukup ketat, kecuali dalam hari dan acara tertentu. Begitu juga tak bisa sembarangan membawa kamera untuk memotret suasana di sana.

Saya merasa beruntung bisa berkunjung kesana ketika mengadakan liputan Hari Armada 2012 pada tgl 5 Desember 2012. Setelah upacara tersebut usai, saya segera menuju ke Monumen Jalesveva Jayamahe. Dalam perjalanan, saya menjumpai konvoi beberapa motor gede yang mengawal pejabat militer sedang melintas.

Beberapa anak yang disertai dengan orang tuanya juga tampak menuju kesana. Di bagian depan monumen ini terdapat gamelan tradisional berupa Gong yang ukurannya yang sangat besar. 


Gong  yang diberi nama Kyai Tentrem itu di buat dengan menggunakan bahan logam kuningan yang di lapisi anti karat “cotting”.Gong seberat 2,2 ton ini memiliki ketebalan 6 mm, dan berdiameter 5m. Pembuatnya adalah perajin gamelan home industry pimpinan Sutarjo dari Desa Pelemlor, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Dari halaman luar, saya mengamati dan mengagumi kemegahan monumen Jalesveva Jayamahe.Patung dengan tinggi 31 meter ini berdiri di atas gedung setinggi 29 meter. Pada bagian dinding gedung terdapat diorama sejarah kepahlawanan pejuang-pejuang bahari sejak jaman pra-revolusi fisik sampai tahun 1990-an. Monjaya di bangun pada tahun 1990 dengan dana pembangunan Rp 29 Miliyar  dan diresmikan pada tanggal 5 Desember 1996 oleh Presiden Soeharto.

Material monumen terbuat dari rangka baja dan berkulit tembaga dan arsiteknya adalah I Nyoman Nuarte. Seniman yang juga menggubah patung Garuda Wisnu Kencana di Bali. Bangunan pondasi Monjaya terdiri dari 4 lantai.

Menebarkan pandangan mata ke sekitarnya tampak beberapa Kapal Perang yang tengah bersandar dan kendaraan panser yang berderet dengan rapi dalam rangkaian memeriahkan Hari Armada 2012.

Setelah menaiki tangganya dan kemudian menuruni tangga di bagian tengah, terdapat sebuah ruangan yang befungsi sebagai Ruangan Souvenir.


Di bagian tengah ruangan ini terdapat replika patung sang Perwira dalam balutan warna hijau toscha dan  ukuran yang lebih kecil. Ruangan ini merupakan salah satu pintu masuk untuk menuju ke bagian atas monumen.

Melanjutkan perjalanan dengan menaiki tangga berikutnya, terdapat ruangan petugas informasi yang berjaga. Di ruangan ini terdapat dua lukisan yang berukuran cukup besar menghiasi dindingnya. Ruangan itu menggambarkan kiprah dan perjuangan TNI Angkatan Laut.
=======================================================================
Break Session :












================================================================
Dari ruangan ini, perjalanan kemudian menuju ke sebuah ruangan yang sangat luas. Ruangan ini berbentuk lingkaran dengan terdapat berbagai benda-benda yang berkaitan dengan TNI Angkatan Laut. 



Selain itu juga terdapat miniatur kapal perang, miniatur KRI Dewaruci, miniatur KRI Soputan, helikopter, dan sebagainya.
 
Di bagian tengahnya terdapat tulisan Fleet Command Patrolling Forck yang berhias puluhan foto yang bergambar kapal perang di sisi dan  kanan kirinya. 

Rupanya ruangan ini berlanjut menuju ke lantai berikutnya dengan menaiki tangga. Foto-foto kegiatan militer dari Pasukan Marinir dan Pasukan Khusus menghiasi dinding ruangannya.
 
Memasuki ruangan berikutnya juga terdapat ruangan yang sangat luas dan beberntuk lingkaran, Sebuah ornamen yang berbentuk kubah besar berada di bagian atasnya dengan lukisan yang seolah menggamparkan gumpalan awan. Tulisan Join The Navy To See The World Menghiasi dindingnya.

Ruangan ini bernuansa warna biru karena pengaruh film yang melapisi kacapada jendela-jendela di sekelilingnya. 

Dari jendela-jendela itulah pengunjung bisa melihat panorama alam dari bagian atas Monjaya.   Dari ruangan ini , pengunjung bisa melanjutkan perjalanan menuju ke bagian paling atas Monumen. 

Ketika saya sedang menuju kesana, sayang sekali karena ada keperluan penting dan mendesak, rekan saya yang tidak ikut masuk ke Monjaya ini menelepon saya dan meminta segera turun. 

Walau tidak sampai menuju ke bagian paling atas Monjaya, saya sudah merasa puas bisa mengunjungi dan melihat monumen ini dari jarak yang sangat dekat. 
Sebuah momen yang mungkin hanya bisa berulang sekali dalam setahun saja untuk bisa memasuki kawasan ini dengan leluasa dalam rangkaian memperingati Hari Armada.

 ==================================================================

Artikel menarik yang berkaitan dengan Monumen Jalesveva Jayamahe ini bisa Anda bca dengan Langsung KLIK Link-Link berikut ini :












Tidak ada komentar:

Posting Komentar