Selasa, 23 Oktober 2012

Misteri Batik Gringsing Dan Kawung di House Of Sampoerna

Lembaran batik itu tampak anggun dan menawan. Keindahan motif pada kainnya begitu khas dengan corak dan warna yang artistik.  Tetapi siapa sangka jika usia kain batik itu telah mencapai 50 tahun lebih karena dibuat pada era tahun 60-an.

Batik itu adalah salah satu dari 30 lembar kain batik yang dipamerkan di Galeri Seni yang berada di House Of Sampoerna - Surabaya.Pameran ini bertajuk Misteri Batik Grinsing dan Kawung yang berlangsung  sejak tgl 28 September - 4 Oktober 2012 dan diadakan oleh Komunitas Batik di Surabaya ( KIBAS ).

Pameran ini diadakan dengan bertujuan untuk mengedukasi  masyarakat mengenai historis dan filosofi di balik batik Gringsing dan Kawung. Selain itu juga untuk mengenalkan begitu banyaknya ragam dan jenis batik yang ada di Nusantara.


Walau sudah berusia cukup lama karena bahkan diantara batik-batik itu ada juga berumur 80 tahun, batik-batik tersebut  tampak masih baru karena keadaannya yang terawat dengan baik.Batik-batik tersebut merupakan koleksi dari beberapa kolektor dan pecinta batik seperti Lintu Tulistyantoro, Edi Sutaji, Sahid, Putu Sulistiani dan Kamzatun Batik.

Ada cukup banyak motif batik Grinsing dan Kawung yang ditampilkan dalam pameran itu, baik yang berupa lembaran kain batik biasa atau kain tenun. 

Diantaranya adalah  tenun Gringsing Gedog dan cacah Goru dari Tuban, Gringsing Klusu dari Trenggalek, Wer-ower dari Tulungagung;  Sisik ,  Kawung Rambut dan Kawung Beton dari Sidoarjo. Selain itu juga ada Kawung Banyuwangi, 'Sesse' Bulu Mata  dan Kerang-kerangan Sabut  dari Tanjungbumi, dan 'Sesse' dari Pamekasan. Ada juga kain Tenun Grinsing dari Tenganan - Bali yang cukup unik dan khas.

Dalam pameran ini juga memajang dua buah gaun dan baju yang menggunakan paduan  dari kain batik. Walau bernuansa tradisional , gaun dan baju tersebut tetap tampil menawan dengan pesona keindahan pada motif dan desainnya. 


 ====================


Artikel-artikel Menarik lainnya bisa Anda baca 

di Link berikut ini :

 
Yang menarik, kain-kain batik itu dibuat dengan menggunakan bahan pewarna alami dari berbagai jenis tanaman seperti   jambal, trenguli, ulin, jalawe, tom nila, kembang teleng, bawang merah, mahoni, jambe/pinang, gambir, jambu biji, mangga dan alpukat.

Tak heran, dengan produk yang menggunakan pewarna alami dan dibuat secara terbatas itu, harga selembar batik tersebut berkisar antara Rp 1 juta - Rp 3 juta per lembarnya. 

Batik Gringsing itu sendiri terdapat  ciri khas karena memiliki corak berupa titik pusat atau corak sedulur papat lima pancer. Di masing-masing daerah, Batik Gringsing memiliki perbedaan makna dan fungsi.

Begitu juga dengan  Batik Kawung yang memiliki nilai filosofi yang tinggi. karena batik jenis ini  mengekspresikan prinsip harmoni untuk mencapai kesuburan dan kemakmuran
   
Pameran Batik selama satu bulan lebih itu juga diisi dengan kegiatan  pelatihan batik (6/10), diskusi pewarna herbal untuk batik (13/10), diskusi misteri Batik Gringsing (20/10), dan Trip to Batik Center di Tanjungbumi, Bangkalan, Madura (27/10).

Sebuah upaya dari KIBAS yang patut  kita apresiasi karena  bisa menunjukkan kepada kita betapa indah dan berragamnya pesona batik di Nusantara.













2 komentar:

  1. Batiknya klasik dan terlihat unik ya sob.

    BalasHapus
  2. Bener, Gan.

    Batiknya bagus banget baik warna n motifnya plus halus.

    BalasHapus